-->

Profil Hamba Tuhan

Foto saya
Jakarta, Indonesia
Seorang Hamba Tuhan yang memiliki kerinduan untuk dapat memberkati banyak orang melalui Pastoral Konseling, dengan berbagai hal dan cara, salah satunya adalah melalui fasilitas dunia maya (Internet). Riwayat Pendidikan Teologi: - Sarjana Theology (S. Th) jurusan teologi, 1999. - Master of Art (M. A) jurusan Christian Ministry, 2002. - Master of theology (M. Th)Thn 2010. - Doctor of Ministry (D. Min)Thn 2009. God Bless You All.

Pendahuluan

Shallom, selamat datang di blog saya Pdt. Denny Harseno, M. A., D. Min. Saudara, saya senang sekali jika dapat memberkati saudara sekalian melalui setiap tulisan-tulisan dan artikel-artikel yang ada pada blog ini. Jika saudara ingin membaca setiap tulisan-tulisan dan artikel-artikel terdahulu yang ada pada blog ini, saudara cukup memilih label daftar isi blog atau dengan memilih pada arsip blog yang ada di samping kiri blog ini, dan silahkan mengisi buku tamu blog saya dibawahnya, agar saya dapat mengetahui siapa saja yang telah berkunjung diblog saya. Terima kasih atas perhatiannya, Tuhan Yesus Kristus memberkati.

04 Juli 2009

PERSEMBAHAN YANG BERKENAN Bagian VII

Salah satu hal yang indah dalam persembahan adalah kesadaran bahwa Tuhan telah menganugerahkan kecukupan hingga manusia mampu memberi persembahan kepadaNya. Perkataan Paulus yang sangat mengesankan yaitu, “Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan” (Flp 4:11-12). Kecukupan dalam Kristus bukan berarti pasif dan tak berjuang karena perjuangan dan hasil merupakan 2 aspek yang seharusnya dapat memberi kepuasan. Orang Kristen yang hidup dalam Tuhan akan mengerti bahwa berkat diterima bukan dari manusia melainkan Tuhan. Orang dunia tak mampu memahami konsep ini. Akibatnya, mereka sering menggerutu hingga merusak dirinya sendiri. Ketika orang Kristen sangat bersyukur kepada Tuhan, di manapun ia akan menjadi berkat bagi orang lain.

Kebanyakan orang berpikir bahwa ketika memiliki banyak uang dan harta maka pada saat itu Tuhan memeliharanya. Padahal banyak orang kaya dipelihara bukan oleh Tuhan melainkan setan. Akibatnya, uang yang sangat banyak itu digunakan dengan sia-sia dan tanpa tanggung jawab. Tapi, bukan berarti bahwa Tuhan tidak memperbolehkan orang Kristen menjadi kaya. Justru, ketika seseorang merasakan kekurangan, barulah ia mulai belajar the God of providence (Allah yang memelihara). Pada saat ia membutuhkan uang, Tuhan pasti melimpahkan kecukupan dengan perantaraan orang lain. Maka orang Kristen seharusnya tak perlu mengkuatirkan segala sesuatu selama ia taat kepadaNya.


Ketika orang Kristen diperbolehkan belajar memberi persembahan dengan baik, Tuhan sedang melatihnya untuk mengerti penatalayanan uangNya. Dan kesadaran akan Tuhan yang mencukupkan merupakan anugerah besar. Setiap orang Kristen seharusnya menyadari bahwa Tu¬han mengetahui apa yang dilakukannya. Maka memberi persembahan dengan jujur sesuai dengan a¬nugerah yang diterima akan membuat semua relasi juga lebih jujur. Dengan demikian, jujur di hadapan Tuhan menjadi kunci persembahan.


Alkitab mengajarkan bahwa orang Kristen boleh menjadi kaya seperti Abraham yang mampu menguasai seluruh kekayaannya. Banyak orang kaya malah terjebak hingga menjadi budak uang. Akibatnya, ia tetap merasa kurang puas. Alkitab mencatat, “Adapun Abram sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya. Juga Lot, yang ikut bersama-sama dengan Abram, mempunyai domba dan lembu dan kemah. Tetapi negeri itu tidak cukup luas bagi mereka untuk diam bersama-sama, sebab harta milik mereka amat banyak, sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama. Karena itu terjadilah perkelahian antara para gembala Abram dan para gembala Lot. Maka berkatalah Abram kepada Lot:


Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat. Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri. Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman Tuhan. Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu” (Kej 13:2, 5-11).


Walaupun demikian, Abraham tidak marah terhadap kemenakannya yang kurang ajar. Padahal, sebenarnya ia berhak menggerutu karena kecewa. Namun ia tetap tenang meskipun hartanya diambil sebagian. Demikian pula Ayub. Ketika seluruh harta kekayaannya habis lenyap, yang kebingungan justru adalah istrinya. Ayub dengan tenang mengatakan, “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!” (Ayb 1:21). Dengan demikian, ia tidak lagi terikat oleh kekayaannya. Maka Tuhanlah yang bertindak karena prihatin. Alkitab mencatat, “Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah Tuhan kepada Abram: “Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya “ (Kej 13:14). Kalau seseorang sungguh setia dan mampu menjadi orang kaya yang tak mudah terpengaruh oleh materi maka prinsip Tuhan, “Barangsiapa setia dengan perkara kecil, ia akan diberi hak untuk perkara lebih besar.” Kalau tidak mampu, Ia akan mengambil kembali semuanya.


0 komentar:

Posting Komentar