Persembahan dan persepuluhan
Perpuluhan baru berkembang menjadi topik sentral dan significant yang dipertanyakan dan dibahas dalam Gereja sejak abad 20. Inilah pentingnya mempelajari sejarah Teologi supaya tidak terkecoh oleh banyak isu sebagai produk filsafat, budaya dan permainan dunia yang menyusup lalu mengacaukan Kekristenan. Karena banyaknya pembicaraan tentang perpuluhan, jemaat menjadi bingung hingga beberapa pertanyaan muncul dalam pemikiran mereka:
(1)Perlukah memberi perpuluhan? Padahal, di sepanjang Perjanjian Baru tidak terdapat perintah tersebut. Hanya Perjanjian Lama yang membicarakannya. Sepanjang Perjanjian Baru, istilah ‘perpuluhan’ disinggung hanya di Ibrani namun sebenarnya Paulus hendak membicarakan tentang Kristologi dalam diri Melkisedek.
(2)Lalu perpuluhan jemaat digunakan untuk apa? Seringkali perpuluhan masuk ke kantong pendeta hingga semakin kaya. Sedangkan konsepnya diputarbalikkan untuk memancing jemaat agar memberi perpuluhan dengan setia namun bukan karena ketulusan hati melainkan jiwa materialistis. Maka kelak si pemberi mungkin akan mengalami banyak masalah hingga bangkrut.
(3)Betulkah konsep yang mengatakan bahwa dengan memberi perpuluhan, si pemberi akan mendapat berkat?
Pertama kali istilah ’perpuluhan’ disebutkan di Perjanjian Lama yaitu dalam Kej 14:18-20 oleh Abram sebelum menjadi Abraham dan diberikan pada Melkisedek yang sangat unik dan misterius. Kej 14:18 mencatat, “Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah yang Mahatinggi.” Kalau pembaca Perjanjian Lama tidak mengacu pada Perjanjian Baru maka ungkapan ‘membawa roti dan anggur’ jadi tak bermakna. Padahal dalam konteks Perjanjian Baru, ungkapan tersebut berarti bukan sekedar makanan melainkan mempunyai makna khusus yang tampak dalam diri Tuhan Yesus.
Selanjutnya, tercatat bahwa Melkisedek memberkati Abram lalu Abraham memberi perpuluhan sebagai respon. Seringkali Kej 14:18-20 dipakai sebagai dasar pemberian perpuluhan oleh sebelas suku Israel kepada orang Lewi. Selain itu, ayat tersebut juga dijadikan alasan perpuluhan diberikan pada hamba Tuhan. Jikalau jemaat hanya membaca Perjanjian Lama maka langsung terjebak ke dalam pemikiran dan interpretasi yang sesat. Sebenarnya, hakekat perpuluhan telah diungkapkan di Kej 14 namun para pembaca sulit menangkap artinya, kecuali telah memahami Ibr 7. Dalam Kej 14:18 dinyatakan bahwa Melkisedek memiliki 3 jabatan sekaligus:
(1)raja Salem atau penguasa dunia sekuler,
(2)imam yang bertugas mewakili jemaat untuk menghadap Tuhan,
(3)nabi atau wakil Tuhan yang membawa berita pada manusia.
0 komentar:
Posting Komentar