-->

Profil Hamba Tuhan

Foto saya
Jakarta, Indonesia
Seorang Hamba Tuhan yang memiliki kerinduan untuk dapat memberkati banyak orang melalui Pastoral Konseling, dengan berbagai hal dan cara, salah satunya adalah melalui fasilitas dunia maya (Internet). Riwayat Pendidikan Teologi: - Sarjana Theology (S. Th) jurusan teologi, 1999. - Master of Art (M. A) jurusan Christian Ministry, 2002. - Master of theology (M. Th)Thn 2010. - Doctor of Ministry (D. Min)Thn 2009. God Bless You All.

Pendahuluan

Shallom, selamat datang di blog saya Pdt. Denny Harseno, M. A., D. Min. Saudara, saya senang sekali jika dapat memberkati saudara sekalian melalui setiap tulisan-tulisan dan artikel-artikel yang ada pada blog ini. Jika saudara ingin membaca setiap tulisan-tulisan dan artikel-artikel terdahulu yang ada pada blog ini, saudara cukup memilih label daftar isi blog atau dengan memilih pada arsip blog yang ada di samping kiri blog ini, dan silahkan mengisi buku tamu blog saya dibawahnya, agar saya dapat mengetahui siapa saja yang telah berkunjung diblog saya. Terima kasih atas perhatiannya, Tuhan Yesus Kristus memberkati.

03 Juli 2010

METANOIA




Galatia 1: 11-24


11 Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia.
12 Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus.
13 Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya.
14 Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku.
15 Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia- Nya,
16 berkenan menyatakan Anak- Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia;
17 juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali ke Damsyik.
18 Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya.
19 Tetapi aku tidak melihat seorang pun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus.
20 Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta.
21 Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia.
22 Tetapi rupaku tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea.
23 Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya.
24 Dan mereka memuliakan Allah karena aku.


Seringkali kali dari mulut kita keluar kata-kata pengakuan tentang pertobatan, akan tetapi lain dibibir lain dihati. Ternyata selang beberapa lama jatuh lagi dalam dosa, kemudian keluar lagi kata-kata pertobatan tidak lama setelah itu jatuh lagi dalam dosa. Pertanyaan kita disini adalah apakah hidup ini hanyalah sebuah permainan? Dan sampai kapan permainan ini akan berakhir? Tidak tahukah kita bahwa hidup ini ada waktunya berakhir yang tidak bisa kita kuasai? Untuk lebih bertanggung jawab dengan pertobatan kita, marilah kita belajar dengan orang jahat yang bernama Saulus, mengenai nilai sebuah petobatan yang Saulus lakukan.

Metanoia sesuai dengan judul di atas artinya adalah perubahan seratus delapan puluh derajat, yang kalau istilah seorang pelaut ia telah salah arah membawa kapalnya dan harus berbalik arah mengikuti kompas agar tidak tersesat tetapi menuju arah yang benar.
Gambaran ini sangat tepat yang dilakukan Saulus yang akhirnya berganti nama menjadi Paulus, dan setelah itu ia menjadi Rasul Yesus Kristus.
Dalam suratnya yang ditujukan untuk jemaat di Galatia, kita bisa melihat secara jelas siapa Paulus dahulu? dan siapa Paulus yang sekarang? Dalam suratnya itu kita bisa mengetahui rahasia yang besar tentang pertobatan Paulus, sehingga akan menjadi patokan hidup kita dalam pertobatan kita yang sesungguhnya dan untuk selamanya.
Saya percaya kita adalah orang-orang yang rindu menyenangkan dan mempermuliakan Tuhan Yesus dalam sisa umur kita ini yang Tuhan berikan. Terlalu sayang untuk kita sia-siakan, bukan?!
Hal pertama pintu masuk Paulus bertobat terletak pada ayat: 11 Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia.12 Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus. Jelas disini bahwa Paulus tidak pernah sedikitpun memandang bahwa Injil yang ia beritakan dan percayai itu adalah dari manusia, tetapi mutlak ia terima dari penyataan Yesus Kristus. Disini Paulus taat melakukannya dengan sunguh-sungguh tanpa kompromi. Bagaimana dengan kita?
Sesungguhnya masih banyak orang-orang Kristen beranggapan bahwa Injil itu bukan dari Tuhan tetapi hanya rekaan manusia belaka, sehingga menganggapnya rendah, bahkan lebih rendah dari kepentingan manusia tersebut sehingga segala yang tertulis dalam Alkitab bisa di kompromikan. Dan lebih celaka lagi Injil itu disejajarkan dengan buku-buku atau tulisan-tulisan lain semacam filsafat-filsafat nenek moyang, primbon, buku-buku paranormal dan sebagainya. Pada hal Injil itu terlalu mulia bila di sejajarkan dengan apapun juga, sebab Injil itu adalah firman Tuhan.
Jangan harap ada pertobatan yang sejati apabila pada kita masih tidak percaya bahwa Injil itu dari sorga, bukan dari manusia. Kita pasti akan jatuh bangun di dalam dosa yang akan berakhir dengan kekalahan total.
Hal kedua 13 Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. 14 Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku diantara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku. Disini Paulus ingin menjelaskan bahwa pengertiannya yang dalam tentang Agama tidak mampu membawa ia kepada kasih terhadap sesamanya, justru semakin ia kejam terhadap manusia yang berlainan agama dengannya. Dan hasil akhirnya dari rajin dan tekun belajar agama adalah hanya memelihara adat istiadat nenek moyang yang diutamakan ketimbang mengasihi sesamanya. Sehingga sempit pemikirannya dan waktunya terbuang percuma.
Jadi disini terbukti semakin orang mendalami sebuah agama yang muncul adalah semakin merasa paling benar dan paling hebat dari pada orang lain dan tidak segan-segan untuk menyakiti orang-orang yang tidak sepaham dengannya, akan tetapi ajaran Yesus adalah semakin kita perduli akan orang lain atau sesama, semakin kita saling mengasihi dengan tidak memandang perbedaan yang ada. Hasilnya Paulus adalah Rasul yang khusus membawa kabar baik untuk orang-orang non Yahudi.
Hal ketiga 15 Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, 16 berkenan menyatakan anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia; 17 juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik. Disini Paulus sangat mempercayai rancangan Tuhan terhadap dirinya (Predestinasi) yang telah memilihnya dari semasa ia dikandungan ibunya. Paulus tidak mempercayai hidup itu adalah sebuah kebetulan, atau hidup adalah sebuah permainan. Hidup ini adalah sebuah kepastian yang dirancangkan pencipta kita yaitu Yesus Kristus bagi umat manusia agar mendapatkan keselamatan-Nya.
Untuk dari itu Paulus tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada buat dirinya dan dia tidak perlu meminta pertimbangan kepada manusia, karena pilihan Tuhan Yesus atas dirinya di atas segalanya dan jauh lebih hebat dari pada sebuah pendapat atau nasehat dari manusia manapun di muka bumi ini. Terlebih Paulus sendiri adalah ahli Taurat.
Kalau kita hari ini masih percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat kita itu bukanlah perkara kebetulan akan tetapi Allah di dalam Yesus Kristus telah memilih kita untuk menjadi umat yang spesial bagi- Nya.
Kalau anda saat ini membaca tulisan ini juga bukan suatu kebetulan, tetapi engkau adalah umat pilihan Tuhan Yesus untuk memperoleh keselamatan kekal di Sorga. Karena semua aktifitas yang ada di dunia ini bukan terjadi begitu saja secara kebetulan tetapi ada yang mengaturnya.
Mari kita putuskan sekarang mau mengikuti kehendak Tuhan Yesus, atau mengikuti nasehat orang fasik yang kesudahannya adalah kebinasaan. Up to You.
Hal keempat 18 Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. 19 Tetapi aku tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus. 20 Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta. Paulus kemudian kerumah Kefas atau Petrus, sebagai rasul yang paling dituakan sudah barang tentu Paulus bermaksud menghormati rasul Petrus tersebut sesuai tatakrama bangsa Yahudi. Lima belas hari Paulus menumpang dan sambil menunggu rasul Petrus, ternyata Paulus hanya menjumpai rasul Yakobus saudaranya Tuhan Yesus.
Pertanyaannya disini, kemana perginya para Rasul tersebut? Apakah mereka sedang bergiat menginjil? Dan kalau mereka bergiat menginjil mana hasil dari tulisan-tulisan mereka? Coba bandingkan dengan hasil dari tulisan-tulisan rasul Paulus, banyak mana?
Bukan bermaksud menghakimi rasul yang lain dibandingkan rasul Paulus, ternyata rasul Paulus lebih bekerja keras daripada rasul-rasul lain. Kita bisa melihat banyaknya surat-surat yang Paulus tulis(kurang lebih lima belas surat, itupun banyak tulisan-tulisan Paulus yang hilang) kepada jemaat yang ia layani. Mengapa? Karena Paulus sadar bahwa kasih karunia yang ia peroleh dari Tuhan Yesus Kristus dan ia yang dipercaya sebagai rasul-Nya, harus ia pertanggung jawabkan sebaik-baiknya dan tidak pernah sedikitpun Paulus buang-buang waktu. Bagaimana dengan kita?
Hal kelima 21 Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia. 22 Tetapi rupaku tetap tidak di kenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea. 23 Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya. 24 Dan mereka memuliakan Allah karena aku.
Rasul Paulus mengalami kejadian yang aneh atas perubahan pada dirinya terhadap orang-orang di sekitar Paulus. Sebab saat Paulus berhadapan dengan orang-orang yang dahulu ia aniaya, mereka tidak lagi mengenal Paulus sebagai orang yang menganiaya mereka. pada hal kurun waktunya baru tiga tahun, bukankah kita seringkali mengingat seumur hidup kepada yang menganiaya kita? Gejala apakah ini? Apakah jemaat-jemaat tersebut terserang penyakit Amnesia (hilang ingatan) massal? Ternyata tidak demikian, lalu apa?
Saudaraku yang terkasih di dalam TuhanYesus Kristus inilah perubahan yang Paulus rasakan dan alami pada dirinya, atas pertobatan yang sungguh-sungguh ia kerjakan pada saat pertama kali ia mengenal Yesus Kristus, Paulus tidak pernah berpura-pura pada waktu dalam pertobatannya sehingga Paulus pantas diberikan sebutan Metanoia (berbalik arah seratus delapan puluh derajat).
Manusia lama Paulus telah lenyap atas dirinya: yaitu yang dahulunya menjadi manusia jahat, sadis, dan tidak berkeprimanusiaan, kemudian berubah menjadi manusia yang mempunyai cinta kasih terhadap sesamanya, dahulu manusia yang hanya memikirkan dirinya dan kelompoknya saja, sekarang atas setiap suku bangsa Paulus mengasihi mereka.
Metanoia bisa juga digambarkan seperti binatang Ulat yang berubah menjadi seekor Kupu-kupu. Dahulu Ulat jalannya merayap, setelah menjadi Kupu-kupu jalannya terbang. Dahulu Ulat makannya daun-daunan, setelah menjadi Kupu-kupu makannya sari bunga dan dahulu Ulat adalah binatang yang menjinjikan dan banyak dibenci orang setelah menjadi Kupu-kupu menjadi serangga yang banyak di sukai orang. Hebat! GOD BLESS YOU ALL!