3. Menjadi Saksi
Di dalam Kis 1:1-3 penulis Lukas mengintisarikan bukunya yang pertama yakni Injil Lukas dimana membahas apa yang dilakukan dan dikerjakan oleh Kristus ketika Ia ada di dalam dunia ini. Pembahasan ini mencakup dari kelahiran, pelayanan, penderitaan, kematian, kebangkitan dan penampakan Kristus kepada para muridNya sampai pada saat Kristus terangkat ke sorga. Minggu ini kita akan membahas apa yang dikatakan oleh Kristus sebelum Dia naik ke sorga. Pada waktu terakhir kali Kristus berkumpul dengan para murid, Lukas mencatat dalam Kis 1:4 bahwa Kristus sedang makan dengan para murid. Kata ‘makan’ disini disatu sisi membuktikan bahwa Kristus bukan hantu yang tidak memiliki darah dan daging. Dilain sisi ini menunjukkan bahwa kebangkitan Kristus bersifat fisikal. Hanya, tubuh kebangkitan Kristus berbeda dengan tubuh sebelum kebangkitanNya, karena tubuhNya sudah dipermuliakan.
Sesudah bangkit, Kristus melarang mereka meninggalkan Yerusalem namun dilain sisi kita melihat Tuhan Yesus juga memberi perintah agar para murid pergi memberitakan Injil dan menjadikan segala bangsa murid Tuhan. Memang ini kelihatannya bertentangan namun sesungguhnya tidak, bahkan saling melengkapi. Sesudah bangkit Tuhan memberikan Amanat Agung kepada para murid untuk pergi memberitakan Injil dan menjadikan semua bangsa murid Tuhan, bahkan mengajar para murid mengenai kerajaan Allah. Namun ini tidak cukup, para murid perlu memiliki kuasa agar mereka dapat menjadi saksi Kristus di dalam dunia. Kuasa ini penting sekali bagi para murid untuk menjadi saksi Kristus di dalam dunia. Ingat peperangan kita bukanlah melawan darah dan daging, melainkan melawan penghulu-penghulu kerajaan angkasa yaitu roh-roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Tanpa kuasa dari Allah bagaimana kita dapat membebaskan umat kerajaan Allah yang sekarang masih berada di bawah kuasa si jahat.
Itu sebabnya Tuhan Yesus menyuruh para murid untuk menunggu di Yerusalem sampai mereka menerima janji Bapa yaitu berkenaan dengan Roh Kudus. Di dalam Alkitab kita menemukan ribuan janji, tapi hanya satu janji tentang Roh Kudus yang disebut janji dari Bapa. Allah Bapa telah berjanji bahwa Ia akan mencurahkan RohNya ke atas semua manusia pada hari-hari terakhir (Yeh 36; Yoel 2). Dan Kristus sendiri telah menjanjikan kepada murid-muridNya tentang karunia Roh Kudus yang datang dari Bapa (Yoh 7:37-39; 14:16; 15:26; 26:7). Di dalam ayat 5 janji Bapa ini dikaitkan dengan pelayanan Yohanes Pembaptis yang di dalam pelayanannya memberitakan tentang pertobatan. Demikian pula dengan baptisan Yohanes Pembaptis sebagai tanda pertobatan. Yohanes Pembaptis sendiri tidak membaptis dengan Roh namun hanya meneguhkan bahwa yang datang kemudian dari padanya akan membaptis dengan Roh Kudus.
Setelah Kristus mengatakan bahwa para murid akan dibaptis dengan Roh kudus maka bertanyalah para murid yang berkumpul disitu, "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan Kerajaan bagi Israel?" Bagian ini tidak mudah untuk dijawab. Mengapa? Karena ada dua pandangan. Pertama, mereka yang percaya bahwa pertanyaan para murid disini tidak menunjuk kepada pemulihan Kerajaan Israel secara fisik di muka bumi ini. Mereka percaya para murid sudah berubah. Hanya, yang mereka pertanyakan, "Apakah kerajaan yang Tuhan akan pulihkan itu pada masa kini?" Pandangan kedua mengatakan, sekalipun memang para murid sudah percaya bahwa Kristus bangkit bahkan mereka sudah diajar oleh Tuhan mengenai Kerajaan Allah. Tetapi, tidak berarti bahwa para murid sudah memiliki ajaran yang sempurna tanpa salah. Menurut mereka pertanyaan tersebut masih menunjuk kepada keingintahuan tentang penggenapan dari nubuatan mengenai Kerajaan Allah. Mereka masih belum memahami hakekat yang sesungguhnya dari natur rohani Kerajaan Kristus. Saya pribadi percaya sekalipun para murid sudah percaya kepada Kristus dan sudah diajar berulang kali sejak Kebangkitan Kristus sampai KenaikanNya, namun para murid belum memiliki pandangan yang utuh tentang natur dari Kerajaan Kristus. Lagipula kapan Kerajaan itu akan datang mereka tidak perlu tahu berkenaan dengan hal ini. Banyak hal dibumi ini yang Allah tidak ingin kita tahu. Juga berkenaan dengan kedatangan Kristus kembali untuk menegakkan KerajaanNya, tidak ada seorangpun yang tahu. Tidak ada seorangpun yang tahu kapan dunia ini akan berakhir. Sesungguhnya di dalam dunia ini banyak hal yang kita tidak tahu dan memang tidak seharusnya tahu. Firman Tuhan sendiri mengatakan, "Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi Tuhan Allah kita tetapi yang dinyatakan ialah bagi kita." (Ul 29:29).
Setelah Tuhan Yesus mengatakan, "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasaNya." (ay 7) Selanjutnya Tuhan mengalihkan pembicaraan bukan kepada kapan Kerajaan itu akan datang melainkan apa yang harus kita kerjakan sebelum Kerajaan itu diteguhkan. Di dalam ay 8 Tuhan Yesus berkata, "Tetapi kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem, di seluruh Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi." Kis 1:8 ini merupakan kunci untuk mengerti seluruh kitab Kisah Para Rasul. Inti kitab Kisah Para Rasul 1:8 ini adalah menjadi saksi. Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi, jikalau kuasa Allah turun atas kamu. Setiap orang percaya adalah saksi-saksi Kristus. Kita adalah pemberita-pemberita Injil Kerajaan Allah. Namun kita memerlukan kuasa agar kita dapat menjadi saksi Tuhan. Kita tidak mungkin membawa orang berdosa yang berada di bawah belenggu setan kembali kepada Tuhan jika kuasa Roh Kudus tidak menyertai pelayanan kita. Apabila kuasa pemberi hidup itu ada dalam hidup kita maka kita akan menjadi saksi Kristus dalam dunia yang bengkok dan rusak ini. Kata saksi disini juga berasal dari kata ‘martures.’ Menjadi saksi-saksi Kristus berarti menjadi martir-martirNya. Saksi Kristus adalah orang yang telah mempersembahkan hidupnya sebagai korban dihadapan Tuhan. Di kampus, sekolah, keluarga, di tempat kerja, maupun dalam seluruh aspek hidup, kiranya kita boleh menjadi saksi Kristus. Berani untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah, Injil tentang pertobatan di dalam Kristus kepada orang-orang yang belum percaya. Itulah panggilan hidup kita. Saudara, di tengah situasi yang semakin sulit, panggilan ini kiranya terus bergema di dalam hidup kita, dan kita rela taat pada panggilan tersebut. Dengan demikian kita tidak menjadi pengikut Kristus yang bebal dan egois.
KeKristenan harus menjadi suratan yang terbuka dalam belantara kehidupan dunia. Kita dimmpukan oleh Allah, karena kita telah dimenangkan dari dosa melalui kematian Yesus Kristus di atas kayu salib. Namun setelah kenaikan-Nya ke surga, Yesus tidak meninggalkan kita sendiri, melainkan memberikan kekuatan dan kuasa pada kita melalui karya Roh Kudus bagi kita, orang percaya. Terimalah tantangan dunia, dengan membawa kuasa Allah kepadanya, sehingga dunia boleh juga mengalami damai sejahtera Allah.
0 komentar:
Posting Komentar