Banyak orang Kristen sering kali mengaku- ngaku sebagai orang yang paling benar dalam hidupnya, akan tetapi kenyataan dalam perbuatannya sebaliknya. Banyak yang mengatakan saya orang baik ternyata yang diperbuatnya adalah yang jahat, gejala ini mencerminkan ketidak sadaran bagi orang- orang tersebut.
Celakanya lagi banyak orang Kristen mengaku- ngaku sebagai pengikut Tuhan Yesus, ternyata Tuhan Yesus sendiri tidak mengakui mereka sebagai pengikut Nya, mengapa? Karena Tuhan Yesus sendiri pernah mengatakan:” Bukan setiap orang yang berseru kepada- Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam kerajaan sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa- Ku yang di sorga.” ...dan walaupun kita beralasan telah bernubuat, menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan demi nama Yesus, dan mengadakan banyak mujizat demi nama Yesus, itu bukanlah sebuah alasan yang tepat untuk berargumen dengan Tuhan, Sebab pada waktu itu Yesus akan berterus terang: “ Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada- Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”( Matius 7: 21- 23). Ironis, bukan!?
Sesungguhnya dengan mempelajari ayat- ayat tersebut diatas, kepercayaan Kristen bukanlah sebuah kepercayaan yang sesederhana seperti yang banyak orang Kristen pikirkan. Kalau sudah dibaptis rasanya pasti masuk sorga, padahal kegiatannya sering kedukun, kalau sudah ke gereja merasa sudah menunaikan kewajibannya, padahal masih ada dendam, demikian pula kalau sudah berdoa merasa sudah dekat dengan Tuhan, padahal doanya hanya permintaan melulu. sebenarnya itu belum ukuran yang sesungguhnya. Akan tetapi ke Kristenan adalah sebuah nilai kepercayaan yang harus dipertanggung- jawabkan hari demi hari dalam sepanjang hidup pemeluknya, di dalam perbuatan maupun ucapannya sesuai yang Yesus ajarkan dengan firman-Nya. Dan keselamatan yang Tuhan berikan itu harus dipertanggung- jawabkan secara pribadi lepas pribadi, bukan berdasarkan keturunan ataupun sekelompok orang dan tidak bisa secara koletif, yang artinya apabila orang tersebut keturunannya Kristen maka selamatlah semuanya. Itu salah! Dan bukan sekali selamat tetap selamat! Ingat keselamatan itu bisa hilang! Anugerah keselamatan bukan barang murahan, saudaraku!? Sadarilah!
Didalam perikop firman Tuhan pada Matius 16: 20 Yesus pernah melarang murid- murid- Nya supaya jangan memberitahu kepada siapa pun bahwa Ia Mesias. Pelarangan ini kita percaya pasti ada maksudnya, sebab bukankah ke Mesiasan Yesus harus diberitakan? Koq ini dilarang untuk diberitahu kepada orang lain oleh para murid- Nya. Kenapa demikian? Untuk mengetahui pelarangan yang Yesus maksud tersebut sebenarnya dengan mudah kita bisa ketahui, caranya adalah sebagai berikut: Ajukan pertanyaan kepada diri kita sendiri.
Pertama: Kalau kita sampai mempercayai Yesus sebagai Mesias, itu karena apa? Apakah oleh karena faktor keturunan sehingga kita menjadi Kristen? Kalau hal demikian alasan yang kita buat, landasan ke Kritenan kita sangat lemah. Sebab banyak kejadian akhir- akhir ini, seperti yang kita saksikan bersama, oleh karena nilai sebuah perkawinan berbeda agama orang tersebut tidak setia kepada Yesus lalu murtad walaupun awalnya menjadi Kristen secara keturunan, jadi tidak menjamin untuk setia selamanya terhadap kepercayaannya.
Kedua: Apakah kita mengakui Yesus sebagai Mesias oleh karena promosi orang lain?
Kalau jawaban yach! Inipun alasannya sangat lemah, karena kalau orang yang mempromosikan itu mengecewakan kita. Niscaya kita akan murtad.
Ketiga: Apakah kita mengakui Yesus sebagai Mesias karena kita sangat diberkati ?
Kalau jawabannya Yach! Ini juga alasannya lemah, sebab bagaimana kalau terjadi peristiwa sebaliknya?
Dari alasan- alasan tersebut diatas sudah cukup bukti untuk mengakui Yesus sebagai Mesias secara benar dan mempunyai landasan yang kuat tidak segampang asal ngaku, asal ngikut, asal diberkati dan asal- asalan. Apalagi dengan tanpa kesadaran yang utuh dari kita, sangat disayangkan, bukan?
Sesungguhnya yang Yesus inginkan dari kita, pada saat kita mengambil keputusan untuk mengakui Dia sebagai Mesias adalah dari hasil kesadaran yang kita lakukan, berdasarkan suatu keputusan mutlak dari diri kita sendiri dan dari hati kita yang paling dalam, tanpa dipengaruhi dengan situasi apapun, dalam kondisi apapun dan oleh sipapun walaupun ia seorang pendeta. Niscaya Iman Kita akan berdiri tegar dan kuat dalam sepanjang umur hidup kita dan kita cinta Yesus selamanya. Sehingga Yesus mengatakan kepada kita seperti yang Ia katakan kepada rasul Petrus:” Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa- Ku yang di Sorga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat- Ku dan alam maut tidak bisa menguasainya...”(Matius 16: 17- 18).Haleluyah! Amin.
0 komentar:
Posting Komentar