SEX YANG MENYIMPANG
Segala sesuatunya kita harus menempatkan sebisanya secara fungsional. Menyimpang dari norma-norma fungsional adalah suatu pelecehan atau meremehkan martabat dari fungsi-fungsi tersebut yang dapat berakibat menyakitkan.
Demikian pula dengan sex, apabila dilakukan dengan cara melanggar norma-norma yang ada yang sudah disepakati baik secara hukum masyarakat maupun hukum keTuhanan pada akhirnya akan memunculkan masalah besar. Melanggar hukum masyarakat :
● Dekandensi moral (pesta pora, free sex)
● Keresahan umum (homo, lesbian) dsb.
● Penyakit-penyakit yang dimunculkan : AIDS / HIV, raja singa, penyakit menular, kematian.
● Akibat-akibatnya : anak haram, bunuh diri, penghancuran hidup (masa depan dll).
● Melanggar hukum Tuhan
* Imamat 18:29 “Karena setiap orang yang melakukan sesuatu pun dari segala kekejian itu, orang itu harus dilenyapkan dari tengah-tengah bangsanya.”
* Wahyu 2:21-23 “Dan Aku telah memberikan dia waktu untuk bertobat, tetapi ia tidak mau bertobat dari zinahnya. Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit dan mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu. Dan anak-anaknya akan Kumatikan dan semua jemaat akan mengetahui, bahwa Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya.”
* Wahyu 21:8 “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."
DATING SECARA TEOLOGIS
Kita harus menyadari hidup kita milik Tuhan, dan Tuhan mempunyai rencana untuk kita semua. Untuk itu dalam setiap mengambil keputusan jangan lupa sertakan Tuhan, termasuk dalam bergaul, pacaran, dan pernikahan.
Berpacaran adalah awal dan juga suatu penentuan bagi seorang remaja untuk mengenal dan kemudian mendapatkan jodoh untuk hidup bersamanya sebagai pasangan suami istri dikemudian hari.
Apabila seorang remaja mempunyai konsep ke Tuhanan yang miskin sungguh amat berbahaya bagi kelanjutan hidupnya kelak, sebab bukan tidak mungkin ia akan salah dalam memilih pasangan hidupnya yang pada akhirnya beresiko, sengsara seumur hidup, menyedihkan bukan.
Dalam Alkitab ada bimbingan bagi remaja bagaimana harus mengikuti kehendak Tuhan sebagai berikut :
● 2 Korintus 6:14-15 “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?”
● 1 Korintus 7:33-34 “Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya, dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.”
● Keluaran 34:16 Apabila engkau mengambil anak-anak perempuan mereka menjadi isteri anak-anakmu dan anak-anak perempuan itu akan berzinah dengan mengikuti allah mereka, maka mereka akan membujuk juga anak-anakmu laki-laki untuk berzinah dengan mengikuti allah mereka.”
● Ulangan 7:26 Dan janganlah engkau membawa sesuatu kekejian masuk ke dalam rumahmu, sehingga engkau pun ditumpas seperti itu; haruslah engkau benar-benar merasa jijik dan keji terhadap hal itu, sebab semuanya itu dikhususkan untuk dimusnahkan."
● Nehemia 13:26-27 Bukankah Salomo, raja
Dalam hal ini kalau dipaksakan remaja Kristen berpacaran dengan orang yang tidak seiman, dengar nasihat bijak dari Pendeta D.L Moody “sangat sukar orang yang suci, untuk menarik ke atas orang yang berdosa. Tetapi sangatlah mudah orang suci untuk turun pada orang yang berdosa.” Butuh kerja keras bukan?
Sesungguhnya remaja harus menyadari benar bahwa keinginan hati (instink) mereka tidak selamanya baik dan benar untuk itu butuh bimbingan Tuhan. Modal awal yang baik dalam berpacaran adalah cari orang :
● Takut akan Tuhan / seiman
● Lihat kegiatan gerejanya
● Lihat tingkah lakunya diluar gereja
DATING SECARA PSIKOLOGIS
Keterikatan secara kelakuan, emosi, dan lingkungannya yang tak terpisahkan ada dalam diri manusia. Manusia adalah mahkluk yang saling membutuhkan satu sama lain. Manusia bisa saling belajar, mengasihi, mencintai, saling tolong menolong, saling memberdayakan.
Friendship adalah satu langkah awal untuk menuju kepada yang namanya pacaran. Sebaiknya janganlah terburu-buru untuk mengatakan saya berpacaran dengan si anu, sebelum benar-benar dipikirkan dan dijajaki secara matang. Sebab ada fase-fase yang harus dijalankan :
● Masing-masing harus lebih dahulu mengembangkan identitas (intelektual, emosi yang dipunyainya)
● Masing-masing harus mengembangkan rasa sosialnya (bekerjasama dengan yang lainnya)
● Masing-masing mengeluarkan karakter pribadinya (akal budi) yang mungkin perlu diangkat kepermukaan (bakat-bakat terpendam)
Kegagalan dengan fase-fase tersebut akan memunculkan penolakan satu sama lain yang pada akhirnya muncul keputusasaan. Begini nasib jadi bujangan (Koes Plus)
Kalau proses diatas bisa dilalui baru kita tentukan untuk menjadi pacar. Setelah itu menuju orientasi saat-saat berpacaran. Menurut Yakub B Susabda ada 2 konsep berpacaran yaitu non kristen dan kristen
Konsep non-Kristen | Konsep Kristen |
Motivasi dari pergaulan, pacaran, pernikahan :
| Motivasi :
|
Tujuannya : a. Untuk mendapatkan “rasa bahagia” * Kepuasan sexuil * Status sosial * Mendapat penyaluran kebutuhan-kebutuhan neurotic (misal : minta terus dilayani) * Mendapat pemenuhan dari parental instinct (punya anak-anak, dsb) * Mendapat pemenuhan dari kebutuhan materialistic, dsb. b. Untuk mengatasi “konflik-konflik batiniah” * Melarikan diri dari tekanan rumah tangga orang tua. * Menyelesaikan kasus pregnancy. * Mengatasi guilty feeling atas perbuatannya pada teman wanitanya, dsb. | Tujuannya : a. Pengucapan Syukur atas anugerah Allah dalam Tuhan Yesus Kristus b.Memikul tanggung jawab kehidupan yang semakin besar. Kebahagiaan dan kepuasaan adalah ‘hadiah’ yang disediakan Allah bagi mereka yang mengasihi Allah. (Mat. 6:31-32; Roma 5:6-11) dan bukan tujuan dari pacaran dan pernikahan. |
Kemudian prosesnya bagaimana?
1. Subjektif Love &
● Subjek : Manipulasi (memberi ada maunya)
● Objek : Memberi sesuai kerelaan yang dibutuhkan si penerima
2. Envious & Jelaous Love
● Envious : Kedengkian
● Jelaous Love : Menuntut haknya
3. Romantis & Realistis Love
● Romantis : Sifat khayalannya tinggi
● Realistis Love : Lihat kenyataan
4. Berpusat pada aktifitas dan dialog
● Aktifitas : Nonton, jalan-jalan, ketempat-tempat rekreasi, dan beraktifitas dosa.
● Dialog : Suatu interaksi yang positif
5. Tujuan Sex & Personal
● Sex : Duniawi (Melampiaskan kebutuhan sexualnya)
● Personal : Mengenal lebih dalam pribadinya
KESIMPULAN
LOVE, SEX, DATING secara Teologis, psikologis dan Eskhatologis tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain. Dari tinjauan yang sudah dipaparkan sedemikian rupa, penulis mengharapkan kaum remaja Kristen bertambah lagi wawasan cara berpikir dan bertindak yang kemudian berkomitmen untuk menjadi orang yang berguna di masyarakat maupun di gereja dibandingkan dengan sebelumnya. Hendaknya gambaran yang utuh untuk mempermuliakan Tuhan sudah jelas terlihat dan tidak lagi samar-samar. Baca Kolose 1:16 “karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.”
Ingat 4 T : Tepat waktu, Tepat sasaran, Tepat guna dan Tepat tujuan. Jangan buang waktu!
0 komentar:
Posting Komentar