Keempat, Perhambaan dalam kebenaran tidaklah sama konsepnya dengan menjadi hamba dosa. Alkitab membedakan dengan tajam sekali dimana ketika kita berada dalam perhambaan dosa maka kita dicengkeram oleh dosa dan dosa bersifat memperbudak, sehingga seluruh kemampuan, kapasitas dan kesadaran kita dirasuk dan tunduk mutlak dibawah pengawasan yang merasuk, seperti yang dikatakan dalam Yoh 8:4344. Sedang Roh Kudus tidak pernah dikatakan merasuk tetapi memimpin orang sehingga dengan demikian kehendak/kesadaran kita tidak dihilangkan dan karena itu kita diminta rela memperhamba diri. Dan jikalau kita menyeleweng maka kita akan mendukakan Roh Kudus.
Di dalam Perjanjian Lama ada satu contoh dimana kalau seorang Yahudi mempunyai budak maka budak itu hanya boleh menjadi budak maksimum 7 tahun dan selama itu seorang tuan Yahudi diajar untuk tidak memperlakukan budaknya semena-mena, sebab mereka adalah budak di dalam umat Allah. Sehingga setelah mereka dibebaskan, mereka mungkin tetap ingin tinggal karena tahu bahwa tuannya memperlakukan dirinya dengan baik. Maka kalau ia tetap ingin menjadi budak, ia harus dengan rela memperbudak diri kepada tuan tersebut dan sebagai tandanya akan ditindik telinganya. Sehingga inilah gambaran budak yang lain, yang rela memperhambakan dirinya sendiri. Demikian juga, Tuhan minta kita dengan rela menjadi hamba kebenaran, menundukkan diri masuk dalam kebenaran sehingga dengan demikian kita benarbenar masuk di dalam kesadaran siapa diri kita dan bagaimana kita menyerahkan diri kembali kepada kebenaran yang sejati. Tuhan tidak ingin kita menjadi robot dan memprogram seluruh hidup kita dan seolaholah kalau kita berbuat dosa, Tuhan yang salah karena tidak melarang kita berbuat. Itu terlalu jahat karena seolaholah kita tidak mau bertanggung jawab untuk dosa yang kita kerjakan. Mari kita sadar Tuhan menginginkan kita dengan rela menjadi hamba kebenaran dan tunduk di dalam firman berdasarkan apa yang Tuhan berikan, itulah yang namanya merdeka. Karena firman itulah kebenaran yang menjadikan hidup kita menjadi beres dan yang akan memerdekakan kita. Mari kita membereskan konsep-konsep yang tidak benar dalam pikiran kita tentang kemerdekaan sehingga tidak ada kekacauan di dalam pikiran kita yang membuat akhirnya kita tidak dapat mengikut Tuhan dengan lepas, bebas dan sukacita. Tuhan katakan, “Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benarbenar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Biarlah kalimat ini menjadi kalimat yang terngiang senantiasa dalam pikiran kita dan memotivasi seluruh hidup kita. Kita telah membereskan empat problem besar yaitu: Problem Iman (kepercayaan kita), Problem Epistemologi (kebenaran), Problem Kemerdekaan (kebebasan), dan Problem Perhambaan (ketaatan) yang harusnya muncul. Kalau 4 problem ini kita bereskan maka hidup kita akan menjadi hidup yang mengerti dan berada di dalam iman yang sejati. Kiranya Tuhan menguatkan dan menjadikan kita anak-anak Tuhan yang setia serta mengerti kepada siapa kita percaya.
0 komentar:
Posting Komentar