-->

Profil Hamba Tuhan

Foto saya
Jakarta, Indonesia
Seorang Hamba Tuhan yang memiliki kerinduan untuk dapat memberkati banyak orang melalui Pastoral Konseling, dengan berbagai hal dan cara, salah satunya adalah melalui fasilitas dunia maya (Internet). Riwayat Pendidikan Teologi: - Sarjana Theology (S. Th) jurusan teologi, 1999. - Master of Art (M. A) jurusan Christian Ministry, 2002. - Master of theology (M. Th)Thn 2010. - Doctor of Ministry (D. Min)Thn 2009. God Bless You All.

Pendahuluan

Shallom, selamat datang di blog saya Pdt. Denny Harseno, M. A., D. Min. Saudara, saya senang sekali jika dapat memberkati saudara sekalian melalui setiap tulisan-tulisan dan artikel-artikel yang ada pada blog ini. Jika saudara ingin membaca setiap tulisan-tulisan dan artikel-artikel terdahulu yang ada pada blog ini, saudara cukup memilih label daftar isi blog atau dengan memilih pada arsip blog yang ada di samping kiri blog ini, dan silahkan mengisi buku tamu blog saya dibawahnya, agar saya dapat mengetahui siapa saja yang telah berkunjung diblog saya. Terima kasih atas perhatiannya, Tuhan Yesus Kristus memberkati.

22 Maret 2009

Love, Sex And Dating part 3

LOVE SECARA PSIKOLOGIS

Love secara Psikologis bisa dijelaskan demikian, namanya manusia siapapun dia butuh dicintai dan mencintai. Sebab manusia adalah mahkluk sosial, yang sangat membutuhkan satu sama lain. Kalau diperhatikan hidup kita sebenarnya secara permanen baik itu emosional dan prilaku adalah hasil dari percontohan-percontohan atau dengan kata lain tiruan-tiruan atau jiplakan-jiplakan dari sekelilingnya yang mana mereka hidup ditengahnya.


Contoh soal pada saat Balita mereka mencontoh kedua orang tua mereka baik emosional maupun kelakuan orang tuanya, bahkan dengan sengaja diajarkan dan diperlihatkan oleh orang tuanya. Beranjak dewasa mereka menyerap dengan sendirinya apa-apa yang mereka terima (input) untuk diserap ke dalam otak dan emosinya sehingga niscaya turut membentuk prilaku mereka (pengaruh lingkungan)


Sehinga kejiwaan mereka bagaimana tergantung lingkungan mereka berada.

Pada dasarnya letupan-letupan Love membentuk manusia untuk tidak brutal, keras dan ganas, sebaliknya memberikan damai sejahtera dan sukacita.


Pertanyaannya, bagaimana seandainya tidak lagi cinta kasih dijiwa kita, tidak bisa dibayangkan apa jadinya. Yang sudah pasti muncul kengerian-kengerian bukan.


LOVE SECARA ESKHATOLOGIS


“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” (1 Korintus 13:13).


Kasih mempunyai sifat langgeng dan kekal sehingga keberadaanya patut dijunjung tinggi sebab itu juga Allah adalah kasih, oleh karena Allah adalah kasih maka Ia berfirman dalam Yohanes 3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”


Tidak bisa dipungkiri Kasih dengan kekekalan mempunyai hubungan yang simetris, sangat erat dan tak terpisahkan. Dengan demikian kasih harus dimiliki oleh setiap mahkluk hidup (manusia satu dengan yang lainnya) sebab yang tidak memelihara kasih adalah iblis. Yohanes 10:10 “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”


Untuk itu kita jangan ragu untuk memiliki kasih mempraktekkannya dan mempertahankannya walaupun ada rintangan yang kita hadapi. Seperti sebuah lilin, oleh karena dirinya cinta akan terang Ia rela habis terbakar.

Mazmur 69:10 “sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku.”


LOVE YANG MENYIMPANG

Cinta akan uang merusak segalanya

Cemburu buta

Cinta yang ekstrim

Putus Cinta

Cinta membara

Cinta yang tidak proposional (percampur adukan)

Cinta palsu


SEX SECARA ETIMOLOGIS

Sex dalam bahasa Inggris berarti kelamin, yaitu perempuan dan laki-laki. Sexual artinya hubungan jenis kelamin (pria-wanita).


SEX SECARA TEOLOGIS

Alkitab tidak menuliskan teori-teori Illahi tentang sexualitas. Karena Alkitab tidak menganjurkan perbuatan daging untuk dieksploitasi atau dikembangkan lebih lanjut yang notabene pada akhirnya akan memunculkan suatu dosa. Akan tetapi justru Alkitab berbicara soal sexualitas lebih intensif lagi ke arah yang Tuhan inginkan yaitu :


Pernikahan (untuk mengendalikan dorongan sexual)

Kristus berhubungan dengan jemaat (gereja) Efesus dan Kolose

Kesucian dan kekudusan (1 Tesalonika 4:1-7) “Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi. Kamu tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus. Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah, dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu. Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.”

Berketurunan (prokreasi) Kejadian 1:28 “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."


Alkitab menjelaskan secara prespektif bahwa manusia dengan kehidupannya harus dipandang secara keseluruhan agar kita mempertajam nilai-nilai untuk menuju sasaran kita (progesif). Sesungguhnya manusia mempunyai tubuh, jiwa dan roh. Untuk mengetahui pesan sebenarnya dalam Alkitab mengenai sexualitas, kita melihat bagaimana sexualitas kita dan kehidupan sexualitas kita harus dalam kerangka Injil.


Dengan demikian kita mempunyai posisi mengetahui batasan-batasan yang utuh didalam kebebasan dan kebebasan didalam batasan-batasan yang ada dari kehidupan sexual kita didalam Kristus. 1 Timotius 4:4 “Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur.” Dengan nats ini artinya kita mencintai yang manusiawi dan membenci yang dari dosa dan kejahatan. Agar kita mengembangkan dan mengetahui suatu persepsi yang baik, mana yang berasal dari Tuhan dan mana yang berasal dari si jahat.

0 komentar:

Posting Komentar