-->

Profil Hamba Tuhan

Foto saya
Jakarta, Indonesia
Seorang Hamba Tuhan yang memiliki kerinduan untuk dapat memberkati banyak orang melalui Pastoral Konseling, dengan berbagai hal dan cara, salah satunya adalah melalui fasilitas dunia maya (Internet). Riwayat Pendidikan Teologi: - Sarjana Theology (S. Th) jurusan teologi, 1999. - Master of Art (M. A) jurusan Christian Ministry, 2002. - Master of theology (M. Th)Thn 2010. - Doctor of Ministry (D. Min)Thn 2009. God Bless You All.

Pendahuluan

Shallom, selamat datang di blog saya Pdt. Denny Harseno, M. A., D. Min. Saudara, saya senang sekali jika dapat memberkati saudara sekalian melalui setiap tulisan-tulisan dan artikel-artikel yang ada pada blog ini. Jika saudara ingin membaca setiap tulisan-tulisan dan artikel-artikel terdahulu yang ada pada blog ini, saudara cukup memilih label daftar isi blog atau dengan memilih pada arsip blog yang ada di samping kiri blog ini, dan silahkan mengisi buku tamu blog saya dibawahnya, agar saya dapat mengetahui siapa saja yang telah berkunjung diblog saya. Terima kasih atas perhatiannya, Tuhan Yesus Kristus memberkati.

24 Maret 2009

Love, Sex And Dating part 4

SEX SECARA PSIKOLOGIS


Sigmund Freud adalah seorang pakar psikologis yang mengatakan bahwa manusia itu sama dengan sifat binatang. Suatu pernyataan yang kasar bukan. Tetapi dengan pernyataan seperti itu kita jangan terburu-buru tersinggung dan marah. Karena pernyataan itu berdasarkan pada penelitiannya yang lama dan mendalam.


Kalau sexualitas hanya dipandang dari suatu hasrat kedagingan untuk dibagikan atau diberika berdasarkan sifat-sifat hewani pernyataan Freud benar adanya.


Sesungguhnya sexualitas dalam manusia sulit dikategorikan karena ia menyangkut hasrat, nafsu, keinginan-keinginan, fantastis-fantastis yang begitu banyak lagi pada tingkat kebutuhan manusia sebagai mahkluk yang mempunyai kepribadian di dunia ini.


Kalau sexualitas kita diarahkan kepada penciptaan (berproses keturunan/pro creation) boleh jadi perasaan kita tentang hal itu merupakan bagian dari perasaan Tuhan mengenai apa yang dijadikanNya. Walaupun dalam hasrat sex ada suatu golakan atau lonjakan seperti air mancur tetapi tidak memunculkan suatu distorsi atau pengurangan nilai bahwa ada penciptaan yang oleh dosa.


Oleh sebab itu janganlah pandangan soal sex tersebut membenamkan dan membelenggu kita padahal ada dorongan-dorongan yang tidak bisa kita hindari, salurkanlah pada hal-hal yang positif.

Memang mempertahankan ciptaan yang baik agar tetap terpisah dari ciptaan yang rusak karena dosa bukanlah hal yang mudah untuk itu, hasrat-hasrat yang liar seperti hewan harus dihentikan itulah yang harus kita lakukan.

SEX SECARA ESKHATOLOGIS


Manusia mempunyai 3 dimensi yaitu tubuh, jiwa dan roh.

Tubuh itu menggambarkan mengenai dirinya (pribadi)

Jiwa itu menggambarkan batiniahnya

roh itu menggambarkan nafas/nefes Tuhannya


Melihat ketiga bagian ini sedemikian rupa tindakan kita kedepan apakah satu sama lain ketiga dimensi ini bisa berbuat sewenang-wenang? Jawabnya adalah tidak! Karena sex menurut kekristenan bukannya sebatas hubungan jenis kelamin, akan tetapi ada suatu dimensi yang dahsyat yang tidak bisa kita lihat tetapi patut kita percaya. Seperti kita tidak melihat Tuhan namun kita percaya adanya Tuhan.


Tubuh ini bait Roh Kudus 1 Korintus 6:19 “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?”

Memuliakan Allah sebagai pribadi 1 Korintus 6:20 “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”

Memberikan diri dibakar, Ia memberikan dirinya sendiri kepada api 1 Korintus 13:3 “Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.”

Mempersembahkan dirinya sebagai ibadah yang sejati kepada Allah Roma 12:1 “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”

Hubungan sexual melibatkan dua orang dalam persekutuan hidup, itu adalah suatu tindakan yang mempersatukan hidup 1 Korintus 6:12-20 “Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun. Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya. Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak! Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging." Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (Matius 5:32; Matius 19:9; 1 Korintus 7:2; Efesus 5:3; 1 Tesalonika 4:5)


Dan kemudian kita melihat hubungan sexual suatu perbuatan yang sangat berarti dan mencari suatu kesatuan yang hakiki – kesatuan pribadi yang tidak terpisahkan, total, yang kita sebut pernikahan, seperti ada firman Allah yang mengatakan dalam Roma 8:35-39 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”

0 komentar:

Posting Komentar