-->

Profil Hamba Tuhan

Foto saya
Jakarta, Indonesia
Seorang Hamba Tuhan yang memiliki kerinduan untuk dapat memberkati banyak orang melalui Pastoral Konseling, dengan berbagai hal dan cara, salah satunya adalah melalui fasilitas dunia maya (Internet). Riwayat Pendidikan Teologi: - Sarjana Theology (S. Th) jurusan teologi, 1999. - Master of Art (M. A) jurusan Christian Ministry, 2002. - Master of theology (M. Th)Thn 2010. - Doctor of Ministry (D. Min)Thn 2009. God Bless You All.

Pendahuluan

Shallom, selamat datang di blog saya Pdt. Denny Harseno, M. A., D. Min. Saudara, saya senang sekali jika dapat memberkati saudara sekalian melalui setiap tulisan-tulisan dan artikel-artikel yang ada pada blog ini. Jika saudara ingin membaca setiap tulisan-tulisan dan artikel-artikel terdahulu yang ada pada blog ini, saudara cukup memilih label daftar isi blog atau dengan memilih pada arsip blog yang ada di samping kiri blog ini, dan silahkan mengisi buku tamu blog saya dibawahnya, agar saya dapat mengetahui siapa saja yang telah berkunjung diblog saya. Terima kasih atas perhatiannya, Tuhan Yesus Kristus memberkati.

12 Maret 2010

3 Peran Allah



Nats: Ulangan 30:19-20

19 Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini:
kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah
kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, 20 dengan
mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya,
sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang
dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada
Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka.”
Nats di atas sebenarnya merupakan bagian dari perkataan
perjanjian yang disampaikan Musa kepada bani Israel sewaktu
mereka berada di tanah Moab. Perkataan perjanjian tersebut dapat
menjadi pelajaran yang sarat makna rohani bagi kita, umat Tuhan
dewasa ini.
Dari nats di atas, kita dapat belajar tentang 3 peran Allah untuk
kebaikan kehidupan kita di dunia ini, dan bahkan untuk kehidupan
kekekalan bersama-Nya kelak. Mari kita telusuri satu demi satu.
Peran yang pertama: Allah memperhadapkan kita untuk
memilih. Perhatikan pada ayat 19, di sini Tuhan memberikan
kepada kita dua pilihan ekstrim: memilih berkat atau memilih
kutuk. Tentu saja kita akan memilih berkat bukan kutuk. Sebab,
siapa yang mau dikutuk dan menjadi orang terkutuk? Bahkan
orang bodoh sekalipun tidak mau memilih dikutuk – semua orang
mau diberkati – kaya materi – dan masuk sorga. Tetapi sungguh
ironis, ada banyak orang Kristen yang hidup seperti orang yang
sedang kena kutuk. Di mana kehidupan mereka diliputi oleh ruparupa
kesengsaraan. Oleh mereka, Tuhan kerap dianggap sebagai
arsitek dari semua derita yang dialami; Tuhan diposisikan sebagai
sang pemberi pencobaan. Akan hal ini, alkitab dengan tegas dan
jelas mengatakan bahwa Tuhan tidak mencobai siapapun, iblislah
yang mencobai manusia (Yak. 1:14-15).
Orang Kristen yang membiarkan dirinya dicobai dan
kemudian ditunggangi oleh iblis adalah orang Kristen yang
memilih kutuk. Orang-orang seperti ini bukanlah tidak tahu akan
kebenaran Tuhan. Tetapi pemuasan keinginan dirinya sendiri telah
menjadi yang utama ketimbang kebenaran itu. Ia terus jatuh, dan
jatuh lagi dalam berbagai dosa.
Dikuasai atau ditunggangi iblis bukan hanya terlihat kasat mata
seperti manifestasi orang yang sedang kerasukan yang disertai
dengan ciri-ciri mata memerah, badan bergetar hebat dan
berteriak-teriak, karena orang yang mementingkan keinginannya
sendiri, dan lalu mengabaikan pekerjaan Tuhan pun juga telah
dikontrol oleh iblis. Contoh riil akan hal ini dapat dilihat dalam
Matius 16:22-23, yang mengisahkan bagaimana Petrus mencoba
menahan maksud Yesus untuk pergi ke Yerusalem untuk
mengalami banyak penderitaan di sana. Dalam hal ini Petrus
tampak seperti seorang murid yang membela gurunya. Namun,
hardikan Yesus memperlihatkan kepada kita, bahwa iblis telah
mengintervensi pikiran dan hati Petrus. Dengan kata lain, pikiran
dan perasaan Petrus telah disusupi oleh iblis.
Mari cek dan ricek kehidupan kita masing-masing, sejauh
manakah intervensi iblis dalam benak intelektual kita. Kita harus
memiliki kepekaan untuk ini. Tetapi, bagaimana kepekaan ini bisa
kita miliki untuk menjadi parameter, kalau kita sendiri tidak hidup
melekat dengan Tuhan.
Dalam Galatia 6:7, dikatakan: “Jangan sesat! Allah tidak
membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu
juga yang akan dituainya”. Siapa yang menabur dia yang akan
menuai. Jadi, jangan kita menyalahkan Tuhan ketika derita kita
alami, padahal derita itu bermula dari perbuatan dosa kita sendiri.
Allah menghadapkan pilihan, dan kita yang memilih. Maka,
bertanggungjawablah dengan apa yang kita pilih.
Peran yang kedua, Allah menyarankan. Masih pada ayat 19,
dikatakan bahwa Allah menyarankan manusia untuk memilih.
Betapa baik dan hebatnya Tuhan kita. Betapa tidak, karena Dia
menghadapkan pilihan sekaligus menyarankan pilihan yang
terbaik, yaitu pilihan kehidupan untuk hidup.
Saran Allah pastilah yang terbaik. Akan menjadi indah hidup
ini jika kita menuruti saran-Nya. Salah satu saran Allah supaya
kehidupan kita menyenangkan hati-Nya adalah hidup oleh Roh.
Firman Tuhan berkata: “… Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak
akan menuruti keinginan daging” (Gal. 5:16). Hidup oleh Roh akan
membuat kita mampu menekan segala perbuatan kedagingan.
Apa sajakah perbuatan daging itu? Alkitab berkata: “Perbuatan
daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan
berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri
sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora
dan sebagainya” (Gal. 5:19-21). Kata “dan sebagainya” di sini hendak
menyingkat daftar perbuatan dosa yang teramat banyak itu.
Jika kita dipimpin oleh Roh, maka perbuatan-perbuatan dosa
tidak akan kita lakukan. Ada perasaan jijik dan rasa malu jika
hendak berbuat dosa. Saudaraku, betapa enak hidup ini jika kita
dipimpin oleh Roh Tuhan, karena kita akan kuat di dalam Dia.
Kuat dalam hal apa? Contohnya begini, jika pipi kiri kita
ditampar, kita bersedia memberi lagi pipi kanan – tetapi sekali
lagi, ini karena Roh ada dalam kita. Namun, tidaklah demikian
jika kita hidup dengan jiwa saja – ini menjadi tidak enteng – karena
siapa yang mau ditampar gratis? Kalaupun ada yang mau, pastilah
menuntut balas yang lebih sadis.
Ada orang yang sudah 4 tahun bertobat, tetapi selama itu
pulalah ia disibuki dengan merubah posisi tangga menuju ke lantai
dua rumahnya. Tangganya berubah posisi beberapa kali, hanya
karena ia menuruti keinginan dewa di kepercayaannya yang lama.
Repot sekali hidup orang ini. Orang seperti ini dipermainkan
setan. Kasihan! Biarlah kita dipimpin oleh Roh, supaya kita dapat
menuruti saran Tuhan, bukan saran iblis.
Pilihan kehidupan sudah Tuhan sarankan kita pilih, tetapi
masih banyak orang Kristen yang memilih jalan kematian. Sadar
atau tidak sadar, atau tidak mau sadar, banyak orang Kristen
yang membangun jalan kematian kekalnya: neraka kekal. Mereka
lebih memilih jodoh yang tidak seiman daripada Yesus. Memilih
pergi ke dukun dan paranormal ketimbang sabar meminta
pertolongan dari Tuhan. Sebenarnya, kita harus bangga, karena
kita bukan sekadar disarankan untuk memilih, tetapi kita terlebih
dahulu telah dipilih oleh Tuhan untuk menjadi umat kesayangan-
Nya (Yoh. 15:16). Oleh karena itulah, saya tidak akan mungkin
menjual Yesus dengan apapun dalam keadaan bagaimanapun.
Saudaraku, kita sudah dipilih oleh Tuhan, jadi kita tidak
mungkin dibiarkan-Nya menghadapi badai hidup ini sendirian.
Dalam susah dan bahagia, Dia akan selalu menyertai saya dan
saudara. Di dalam I Samuel 12:22, dikatakan bahwa Tuhan Allah
tidak akan pernah membuang kita oleh karena nama-Nya yang
besar. Luar biasa makna rohani ayat ini, di mana nama Tuhan
dipertaruhkan demi untuk membela saya dan saudara. Sungguh,
betapa berharganya kita di hadapan Tuhan. Masihkah kita tega
mengkhianati-Nya?
Peran yang ketiga, Allah memberikannya kepada mereka.
Dalam ayat 20 nats di atas, Allah memberikan 3 cara agar orang
Israel beroleh tanah yang dijanjikan-Nya kepada mereka. Bagi
kita, umat Tuhan dewasa ini, 3 cara ini berarti 3 cara untuk sampai
ke sorga. Tiga cara tersebut adalah:
Pertama, kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu,
jiwamu dan akal budimu. Firman Tuhan ini hendak menerangkan
bahwa tidak ada tempat bagi iblis, karena totalitas kehidupan
kita hanya untuk Tuhan. No place for devils. Tidak hanya itu,
mengasihi Tuhan secara total, otomatis akan membuat kita
mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Inilah kristalisasi
dari alkitab: kasih terhadap Allah dan kasih terhadap sesama.
Kalau kita mengasihi Allah, maka melakukan perintah-Nya
bukanlah suatu beban. Kita akan melakukan perintah Tuhan
dengan tulus, jikalau kita benar-benar mengasihi Dia (Yoh. 14:15).
Kedua, mendengar suara Tuhan. Firman Tuhan berkata,
domba-domba-Ku mendengar suara-Ku. Ingat, iman itu timbul
dari pendengaran, dan pendengaran akan firman Kristus. Dalam
bagian lain dikatakan: Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
(Why. 13:9). Iman kita jangan tergoyahkan oleh apa yang saya
sebut dengan suara-suara yang ‘bindeng’ alias segala dalil yang
melemahkan iman. Suara-suara bindeng ini yang selalu meragukan
kuasa Allah. Sebagai umat pilihan Tuhan, kita hanya
mendengarkan suara Tuhan, bukan yang lain. Itulah sebabnya,
kita harus senantiasa membaca firman Tuhan, ‘suara’ yang asli;
suara yang benar.
Ketiga, berpaut kepada-Nya. Artinya tumpang tindih tepat.
Orang yang tidak berpaut kepada Kristus, perbuatannya tidak
sedap dilihat. Hal ini sama dengan sebuah hasil cetakan full color,
yaitu jika perwakilan masing-masing warna (Cyan, Magenta,
Yellow, Black = CMYK) yang membentuk suatu image atau artwork
meleset sedikit saja dari posisi yang semestinya, maka hasil
cetakannya menjadi tidak bagus dan tidak sedap dipandang mata.
Kalau kita tidak berpaut dengan Tuhan, maka kita akan meleset
jauh dari kebenaran-Nya. Jangan ada gambaran setan dalam
kehidupan kita. Keberadaan kita harus menjadi berkat. Dengan
kata lain, kita menjadi seperti Kristus dalam berperilaku.
Seorang petani tahu betul kapan dia akan panen. Namun,
sebelum itu terjadi, tentu saja dia mesti terlebih dahulu menanam
bibit padinya. Hari ini tanamlah keinginanmu untuk
menyenangkan Tuhan; tentukan pilihan untuk memilih berkat dan
kehidupan, niscaya kita punya hidup akan lebih hidup – maka
sorga menjadi sebuah keniscayaan bagi kita.






0 komentar:

Posting Komentar