-->

Profil Hamba Tuhan

Foto saya
Jakarta, Indonesia
Seorang Hamba Tuhan yang memiliki kerinduan untuk dapat memberkati banyak orang melalui Pastoral Konseling, dengan berbagai hal dan cara, salah satunya adalah melalui fasilitas dunia maya (Internet). Riwayat Pendidikan Teologi: - Sarjana Theology (S. Th) jurusan teologi, 1999. - Master of Art (M. A) jurusan Christian Ministry, 2002. - Master of theology (M. Th)Thn 2010. - Doctor of Ministry (D. Min)Thn 2009. God Bless You All.

Pendahuluan

Shallom, selamat datang di blog saya Pdt. Denny Harseno, M. A., D. Min. Saudara, saya senang sekali jika dapat memberkati saudara sekalian melalui setiap tulisan-tulisan dan artikel-artikel yang ada pada blog ini. Jika saudara ingin membaca setiap tulisan-tulisan dan artikel-artikel terdahulu yang ada pada blog ini, saudara cukup memilih label daftar isi blog atau dengan memilih pada arsip blog yang ada di samping kiri blog ini, dan silahkan mengisi buku tamu blog saya dibawahnya, agar saya dapat mengetahui siapa saja yang telah berkunjung diblog saya. Terima kasih atas perhatiannya, Tuhan Yesus Kristus memberkati.

23 Agustus 2009

Meninggalkan kemunafikan III

Sebuah pertanyaan sederhana muncul. Mengapa ia harus meminta nasihat dari para tua-tua Israel jika ternyata sebenarnya ia sendiri sudah memiliki jawaban atas permintaan itu bangsa itu? Pertanyaan sederhana seyogyanya hanya membutuhkan jawaban sederhana. Kemunafikan. Ya, kemunafikan. Inilah sikap asli dari Rehabeam. Di depan kamera, ia nampak seperti seorang raja yang sangat bijaksana, yang mendengarkan semua nasihat dan masukan dari berbagai kalangan, namun sesungguhnya ini adalah suatu hal yang dapat saya kategorikan sebagai konseling palsu. Suatu sikap yang kelihatan seolah-olah baik namun memiliki sisi yang gelap.
Apakah konsekwensi dari semua itu? Apakah keinginan serakah Rehabeam yang dibungkus dengan kemunafikan yang manis itu menjawab kebutuhan dari bangsa yang dipimpinnya? Kita tidak perlu berlama-lama untuk mengetahuinya, sebab segera setelah itu bangsa itu memberontak dan terjadi perang saudara yang mengerikan dan pertama kali dalam sejarah bangsa pilihan Allah itu. Yerobeam, pemuda yang pernah mengasingkan diri itu akhirnya diangkat sebagai raja memimpin sepuluh suku yang menyatakan melepaskan diri dari kepemimpinan Rehabeam – raja kejam itu – dan mendirikan kerajaan baru yang dinamai Israel, beribu kota di Samaria. Dan dua suku lagi, tetap setia mendukung Rehabeam dan menduduki tanah Yehuda dan Benyamin, serta menjadikan Yerusalem sebagai ibukota mereka.
Namun kemunafikan Rehabeam tidak berhenti disitu saja. Mari kita lihat apa yang Alkitab katakan tentang kehidupan rumah tangga Rehabeam:

Rehabeam mengambil Mahalat, anak Yerimot bin Daud dan Abihail binti Elhiab bin Isai, menjadi isterinya, yang melahirkan baginya anak-anak lelaki ini: Yeush, Semarya dan Zaham. Sesudah Mahalat ia mengambil Maakha, anak Absalom, menjadi isterinya, yang melahirkan baginya Abia, Atai, Ziza dan Selomit. Rehabeam mencintai Maakha, anak Absalom itu, lebih dari pada semua isteri dan gundiknya—ia mengambil delapan belas isteri dan enam puluh gundik dan memperanakkan dua puluh delapan anak laki-laki dan enam puluh anak perempuan. (2 Taw 11:18-21)

Sesungguhnya bila diperhatikan Rehabeam telah melakukan sesuatu yang baik. Mengapa demikian? Karena ia mengambil istri bukan dari orang di luar Yahudi. Ya, ia menikahi sepupunya dan memilih beberapa istri dari keluarga kerajaan. Peempuan-perempuan yang ia nikahi bukan penyembah-penyembah berhala. Namun, perhatikan dengan lebih seksama, apakah yang salah dengan hal ini? Sesungguhnya pernikahan ini juga kemunafikan semata. Mengapa saya berkata demikian? Sebab Rehabeam melakukan kesalahan yang sama yang dilakukan oleh Daud dan Salomo. Daud menutupi tindakannya yang tidak berkenaan bagi Allah – membunuh dan poligami (sebab Allah melarang raja memiliki banyak istri) – dengan tidak terpengaruh dengan agama atau kepercayaan musuhnya. Daud seakan-akan nampak seperti pembela iman sejati bagi bangsa Israel, namun tindakan ini tetap saja dilakukan untuk menutupi dosa-dosanya. Demikian juga dengan Salomo, dimana kia membangun Bait Allah yang megah untuk menutupi tindak tanduknya yang tidak berkenan di hadapan Allah. Bagi bangsa Isarel, Salomo tampil sebagai raja yang sangat bijaksana dan mulia, namun pada akhirnya ia juga jatuh ke dalam penyembahan berhala istri-istrinya.

Hal inilah yang dilakukan oleh Rehabeam. Ia seolah-olah nampak setia dengan mengikuti perintah Tuhan untuk mengambil istri dari bangsanya sendiri, namun ia lupa bahwa Allah tidak menyuruh dia untuk megambil banyak istri. Namun demikian, anda jangan puas dulu mendengar bahwa kemunafikan Rehabeam hanya berhenti sampai disitu. Ternyata kemunafikan tokoh kita yang satu ini masih berlanjut.

Adapun Rehabeam, anak Salomo, ia memerintah di Yehuda. Rehabeam berumur empat puluh satu tahun pada waktu ia menjadi raja, dan tujuh belas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem, kota yang dipilih TUHAN dari antara segala suku Israel untuk membuat nama-Nya tinggal di sana. Nama ibunya ialah Naama, seorang perempuan Amon. (1 Raj 14:21)
Dapatkah anda menemukan sesuatu yang menarik dari nats diatas? Bagai saya ada hal yang sungguh menarik yangd apat dipelajari. Dalam nats itu, penulis 1 Raja-Raja menyandingkan nama Yerusalem – kota yang dipilih Tuhan itu – dengan Naama – nama ibu Rehabeam, yang berarti “kemanisan”, “kenyamanan” – seorang perempuan Amon. Sebagaimana kita ketahui bani Amon adalah penyembah-penyembah dewa-dewa kejijikan yang bernama Milkom dan Molokh (1 Raja 11:5-7). Merrill F. Unger dalam Unger’s Bible Dictionary mengatakan bahwa:
Molokh adalah dewa Semit yang menjijikkan yang dihormati dengan cara mengorbankan anak-anak, di mana mereka harus berjalan melewati atau masuk ke dalam api. Penggalian yang dilakukan oleh orang-orang Palestina telah menemukan bukti-bukti berupa tengkorak anak-anak di tempat-tempat penguburan di sekitar kuil-kuil penyembahan berhala. Bangsa Amon menganggap Molokh sebagai bapa yang melindungi. Tidak ada penyembahan Semit kuno yang lebih menjijikkan daripada penyembahan terhadap Molokh.

Salomo semasa hidupnya mengijinkan istri-istrinya menyembah berhala mereka. Termasuk Naama, ibu Rehabeam, dan selama masa hidup Rehabeam belum menjadi raja ia tumbuh dalam didikan berhala ibunya. Bahkan lebih tragis lagi, pada akhirnya ayahnya, yaitu Salomo ikut juga dalam praktik penyembahan berhala yang menjijikkan ini. Jadi tidaklah mengherankan kalau pada akhirnya Rehabeam membawa bangsa ini menjauh dari Tuhan, sebagaimana tercatat dalam:

Tetapi orang Yehuda melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka menimbulkan cemburu-Nya dengan dosa yang diperbuat mereka, lebih dari pada segala yang dilakukan nenek moyang mereka. Sebab merekapun juga mendirikan tempat-tempat pengorbanan dan tugu-tugu berhala dan tiang-tiang berhala di atas setiap bukit yang tinggi dan di bawah setiap pohon yang rimbun. Bahkan ada pelacuran bakti di negeri itu. Mereka berlaku sesuai dengan segala perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalau TUHAN dari orang Israel. (1 Raja 14:22-24).

Sungguh ironis nasib keturunan Daud – orang pilihan itu – yang hancur dalam sebuah pemberontakan kepada Allah yang dapat dikatakan sempurna. Isarel menjadi alat Tuhan untuk menghalau bangsa-bsang yang berlaku keji, namun saat ini justru Israel sendiri yang melakukan kekejian itu. Tanah Perjanjian yang sebelumnya tercemar dengan segala bentuk kekejian di mata Allah telah dibersihkan dengan susah payah oleh Yosua, namun kini justru kecemaran yang telah dibersihkan itu yang mencemari Israel. Yerusalem, kota pilihan Tuhan itu, kini telah menjadi kota Molokh dan Milkon, dewa kekejian.

Berhentikah kemunafikan Rehabeam? Anda boleh menghela nafas sebentar atau mulai geram, mengapa orang yang kemunafikannya berlipat ini bisa mengisi lembaran sejarah dalam Alkitab yang suci itu, bahkan masih ada lagi, kata saya. Anda boleh saja geram, namun anda nanti akan mengerti mengapa semua itu dituliskan untuk anda. Baiklah kita akan mengungkap kemunafikan apalagi yang dilakukan tokoh luar biasa ini (luar biasa keburukannya).
Maka majulah Sisak, raja Mesir itu, menyerang Yerusalem. Ia merampas barang-barang perbendaharaan rumah TUHAN dan barang-barang perbendaharaan rumah raja; semuanya dirampasnya. Ia merampas juga perisai-perisai emas yang dibuat Salomo. Sebagai gantinya raja Rehabeam membuat perisai-perisai tembaga, yang dipercayakannya kepada pemimpin-pemimpin bentara yang menjaga pintu istana raja. Setiap kali raja masuk ke rumah TUHAN, bentara-bentara datang membawa masuk perisai-perisai itu, dan mereka pula yang mengembalikannya ke kamar jaga para bentara. ( 2 Taw 12:10-11)

Sekali lagi saya mengajukan sebuah pertanyaan kepada anda. Adakah yang menarik dari pernyataan nats ini? Bagi saya ada! Yerusalem diserahkan oleh Tuhan Allah ke tangan raja Siasak dari Mesir. Bisa jadi hal ini dilakukan Allah untuk menghukum bangsa yang tegar tengkuk ini. Dalam penyerangan ke Yerusalem ini, raja Sisak merampas semua barang-baranng perbendaharaan rumah raja. Tidak puas sampai disitu, raja Sisak juga merampas perbendaharaan rumah Tuhan termasuk perisai emas yang dibuat Salomo sebagai lambang kekayaan dan keperkasaan ikut dirampasnya. Namun apa yang dilakukan oleh Rehabeam. Rehabeam mencoba menipu seluruh umat Israel dengan menggantikan perisai emas itu dengan perisai dari tembaga. Sebuah usaha yang dapat dikatakan sukses. Mengapa demikian? Sebab perisai tembaga itu akan mengkilap seperti emas apabila digosok. Oleh sebab itulah ia menyuruh para bentaranya untuk menjaga perisai-perisai imitasi itu. Sukses bukan? Namun Rehabeam lupa bahwa sekalipun ia mampu mengelabui seluruh umat Yehuda, namun ia tidak dapat mengelabui Allah dan juga ia tidak dapat mengubah nilai tembaga menjadi sama seperti nilai emas.

Sekarang apakah anda sudah mengerti dan mengenal siapa Rehabeam? Apakah anda masih bertanya mengapa tokoh yang menyebalkan ini tercatat dalam Alkitab yang suci ini? Apa untungnya saya membaca dan mengetahui cerita ini? Sebelum saya membantu anda menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, ijinkan saya bertanya sekali lagi kepada anda secara pribadi, apakah anda sama seperti Rehabeam?

0 komentar:

Posting Komentar