-->

Profil Hamba Tuhan

Foto saya
Jakarta, Indonesia
Seorang Hamba Tuhan yang memiliki kerinduan untuk dapat memberkati banyak orang melalui Pastoral Konseling, dengan berbagai hal dan cara, salah satunya adalah melalui fasilitas dunia maya (Internet). Riwayat Pendidikan Teologi: - Sarjana Theology (S. Th) jurusan teologi, 1999. - Master of Art (M. A) jurusan Christian Ministry, 2002. - Master of theology (M. Th)Thn 2010. - Doctor of Ministry (D. Min)Thn 2009. God Bless You All.

Pendahuluan

Shallom, selamat datang di blog saya Pdt. Denny Harseno, M. A., D. Min. Saudara, saya senang sekali jika dapat memberkati saudara sekalian melalui setiap tulisan-tulisan dan artikel-artikel yang ada pada blog ini. Jika saudara ingin membaca setiap tulisan-tulisan dan artikel-artikel terdahulu yang ada pada blog ini, saudara cukup memilih label daftar isi blog atau dengan memilih pada arsip blog yang ada di samping kiri blog ini, dan silahkan mengisi buku tamu blog saya dibawahnya, agar saya dapat mengetahui siapa saja yang telah berkunjung diblog saya. Terima kasih atas perhatiannya, Tuhan Yesus Kristus memberkati.

03 Juni 2009

Hukum Yang Terutama : Implementasinya Dalam Kehidupan Sehari- hari



Nats: Mark 12: 29- 31

Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.”

Luar biasa kalimat firman Tuhan tersebut di atas, yang mempunyai arti sangat dalam dan sangat luas. Hal ini tidak bisa dibantah oleh siapapun dan sampai kapanpun. Hukum tersebut mengartikan, bahwa Tuhan menginginkan bagi setiap manusia yang ingin untuk mengenal- Nya dan mengasihi- Nya bukan dengan secara membabi-buta, bukan dengan asal- asalan dan bukan dengan serampangan. Akan tetapi ia harus dengan serius menyerahkan seluruh apa yang dipunyai oleh manusia tersebut, termasuk dengan segala eksitensinya dan tidak boleh sekecil apapun berkompromi untuk diberikan kepada yang lain apalagi kepada dosa. Apabila kita melakukan untuk berkompromi dengan hal yang berdosa, maka hal itu bisa mengurangi makna atau mereduksi dari kedua hukum tersebut, sebab kedua hukum tersebut adalah sempurna yang mewakili dari semua hukum yang ada di Kitab Suci yang kita punyai yang berisikan firman Tuhan( Alkitab). Makanya hal itu disebut hukum yang terutama yang dalam pelaksanaannya tidak bisa setengah- setengah. Seperti juga yang dikatakan firman Tuhan dalam perikop yang lain: Engkau tidak bisa mengabdi kepada dua Tuan...

Implementasi atau pelaksanaannya kedua hukum tersebut dalam kehidupan kita sehari- hari bisa dijelaskan sebagai berikut:

Pertama: Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu; Artinya: Tidak boleh pada hati kita sedikitpun untuk terpikat kepada hal yang lain, apalagi untuk berniat berbuat dosa dan berbuat najis. Kita tentu masih ingat mengenai kisah Adam dan Hawa yang telah jatuh ke dalam dosa akibat memakan buah dari pohon yang Tuhan larang untuk buahnya itu dimakan oleh mereka. Mengapa sampai mereka memakannya? Karena hati mereka telah tertarik kepada buah pohon tersebut yang memberi pengertian, oleh karena bujukan dari Iblis. Hati mereka tidak lagi sepenuhnya taat dengan perkataan firman Tuhan, tetapi lebih cenderung menuruti perkataan Iblis (Kej 3 ).

Kisah yang lain pada Alkitab yang ada hubungannya dengan hati adalah kisah yang cukup terkenal ialah: Kisah Ananias dan istrinya Safira yang telah berbohong kepada Rasul Petrus atas hasil penjualan tanahnya. Sehingga Rasul Petrus berkata: “Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan hasil penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.” Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Kemudian istrinyapun mengalami nasib yang sama dengan Ananias putus juga nyawanya. Lagi- lagi Iblis menyerang hati manusia sehingga manusia menjadi pendusta dan hatinya tidak ada lagi berada di dalam kebenaran Tuhan, dengan tujuan agar manusia tidak lagi dapat mengasihi Tuhannya dengan sepenuh hatinya dan akhirnya manusia tersebut sangat mudah sekali jatuh dalam dosa dan terkalahkan. Waspadalah pada saat kita akan mengambil suatu tindakan atau suatu keputusan, perlu dipikirkan masak- masak . Apakah melanggar firman Tuhan atau tidak.

Jadi hati itu yang terdapat pada setiap manusia sangatlah penting, yang untuk kita jaga dan pelihara dengan sebaik- baiknya dan penuh rasa tanggung-jawab, agar supaya kita tetap sepenuhnya mengasihi Tuhan, Allah kita. Karena pada hati itulah terpancar kehidupan bagi tiap- tiap manusia (Ams 4- 23). Untuk lebih jelasnya fungsi hati kita, tolong baca kembali dalam tulisan yang lalu di Blog saya ini yang menceritakan soal hati.

Kedua: Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap jiwamu; Artinya: Berbicara mengenai jiwa yang dipunyai manusia, adalah juga berbicara yang mencakup pikiran dan perasaan atas si manusia itu sendiri. Yang kalau tidak terkontrol bisa berkembang kearah pemuasan hawa nafsu dan kecenderungannya hanya mementingkan diri sendiri dan terkesan egois. Kemudian pada akhirnya tidak lagi mementingkan keinginan Tuhannya, sehingga hidupnya terkesan semau gue. Apa yang mereka mau lakukan dan kerjakan, mereka akan lakukan dan kerjakan, walaupun hal itu melanggar firman Tuhan. Mereka tidak perduli, yang penting mereka merasa puas telah melakukan dan telah mengerjakan sesuatu sesuai selera yang mereka sudah rancangkan sebelumnya pada jiwa mereka. Kemudian mereka juga tidak perduli apakah rancangannya itu sesuai dengan firman Tuhan, atau tidak. Demikianlah hidup mereka dari hari demi –hari hanya untuk memuaskan hawa nafsunya. Lebih konyolnya lagi mereka bukan manusia yang tidak percaya akan Tuhan, mereka beragama, mereka sering ke Gereja, bahkan mereka aktif menjadi pengurus Gereja. Misalnya; Ada yang penjadi penatua, ada yang menjadi diaken dan bahkan ada yang menjadi pembicara Firman( pendeta atau pengkhotbah). Mengapa hal itu bisa terjadi? Kembali kepada Firman, karena mereka tidak mengasihi Tuhan, Allahnya dengan segenap jiwa mereka. Akan tetapi hanya sebagian dari jiwa mereka mengasihi Tuhan, Allahnya. Ke Keristenan hanya dipandang sebatas sebuah Agama yang bisa dilakukan pada prakteknya dengan sekedarnya.

Contoh pada Alkitab kiranya membuat kita lebih mengerti lagi, terhadap seseorang yang tidak sepenuh jiwanya atau kehendaknya mengasihi Tuhan. Kisah ini diambil pada kita Matius 16: 21- 23; Pada waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid- murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua- tua, imam- imam kepala dan ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus kesamping dan menegor Dia, katanya: Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali- kali takkan menimpa Engkau.” Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: ”Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi- Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”

Kita lihat disini sangatlah jelas, jiwa atau keinginan Petrus bertentangan dengan kehendak Tuhan dan lagi kenapa Yesus menyebut Petrus itu Iblis. Artinya jika ada seseorang yang keinginannya bertolak belakang dengan keinginan Tuhan, ia dalam pengaruh si Iblis. Sebab pada perikop ini Yesus sedang menjelaskan ke Mesiasan-Nya atau karya penebusan dosa untuk umat manusia agar segera dilaksakan- Nya, akan tetapi disini Petrus tidak setuju. Karena Petrus beranggapan kalau Yesus bisa menghindari kejadian itu kenapa tidak memilih jalan yang lain, kalau Yesus bisa melarikan diri kenapa tidak lari saja ketempat yang lain, bukan? Sebab alasan Petrus kalau Yesus mati, pupuslah harapan Petrus yang sudah dia rancangkan untuk memmanfaatkan Yesus untuk kepetingan dirinya sendiri, sehingga tanpa Petrus sadari pengaruh Iblis sedang bermain dalam jiwa rasul Petrus tersebut, hal ini diketahui oleh Tuhan Yesus. Disini juga Petrus mencoba untuk mengatur Tuhan, yang setiap kali hal yang sama juga sering kita lakukan pada kehidupan kita sehari- hari, yang kita pikir aturan kita lebih baik dari aturan Tuhan, keinginan kita lebih baik dari kehendak Tuhan. Sesungguhnya kita harus ingat ada firman Tuhan yang mengatakan: Rancanganmu bukan rancangan- Ku, jalanmu- bukan jalan- Ku. Yach, kan? Hati- hati yach, dengan pengaruh si Iblis tersebut, biarlah kita lebih peka lagi. Aleluyah!

Ketiga: Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap akal budimu; Artinya: Akal budi adalah berbicara soal pengetahuan. Pengetahuan yang ada pada manusia adalah kepunyaan Tuhan bukan kepunyaan manusia itu sendiri, sehingga pengetahuan itu selayaknya untuk mengasihi Tuhan kita Yesus kristus sepenuhnya.
Manusia dengan pengetahuan atau akal budinya bisa melakukan apa saja atas sesuatu yang mereka akan perbuat, termasuk hal yang paling menghancurkan dan hal yang paling mengerikan. Banyak contoh- contoh kejadian yang terjadi di dunia ini, semisal dengan kejadian peperangan yang ada dibelahan bumi lainnya, sampai dengan ketidak percayaan manusia kepada Allah pencipta mereka. Di dalam Alkitab juga banyak contoh- contoh manusia melawan sang Khaliknya dengan pengetahuan atau akal budi yang mereka punya. Ingat kisah manusia yang mendirikan menara Babel?

Pada setiap peristiwa pemurtadan yang dilakukan umat Kristen atas kepercayaannya dengan berpindahnya kepada kepercayaan lain, faktor akal budi atau pengetahuan ini memegang peranan yang sangat besar sekali. Mengapa demikian? Seringkali akal budi atau pengetahuan mereka sering goyah pada saat mereka ditawari sesuatu materi, jabatan atau sesuatu doktrin dari kepercayaan lain, apalagi yang berhubungan dengan perkawinan. Sehingga lunturlah kasih mereka kepada Tuhan Yesus. Sebenarnya kalau akal budi atau pengetahuan kita sepenuhnya mengasihi Tuhan Yesus yang telah menebus dosa- dosa kita dengan pengorbanannya diatas kayu salib, murtadnya umat Tuhan tersebut sebenarnya tidak perlu terjadi. Walaupun ada tawaran yang menggiurkan dari orang – orang yang tidak seiman kepada kita, yang untuk mempengaruhi pengetahuan atau akal budi kita. sebab pengetahuan kita yang kita punyai itu, hanya diperuntukkan setia seutuhnya kepada Tuhan Yesus saja sampai mati dan lagi pula gelap dan terang tidak bisa bersatu. Hal inilah yang Tuhan Yesus maksudkan untuk kepada kita, agar jangan oleh karena kepentingan sesaat saja kita mengambil resiko dengan mengorbankan kehidupan kekal kita bersama dengan Yesus Kristus. Sayang, kan!?

Keempat: Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap kekuatanmu; Artinya: Kekuatan yang dipunyai manusia adalah merupakan suatu sumber energi yang menjadikan manusia tersebut bisa bergerak, bertindak dan dalam melakukan segala aktifitasnya sehari- hari. Pengaruh kekuatan atas manusia yang ada di dunia ini ada dua, yaitu pengaruh kekuatan Tuhan dan pengaruh kekuatan setan atau yang jahat. Kalau kekuatan yang manusia punyai tersebut tidak sepenuhnya mengasihi Tuhan, bisa dapat dipastikan untuk menjadi pelaku firman Tuhan manusia itu akan mengalami kegagalan. Penyebabnya adalah kekuatannya akan lebih memilih melakukan tindakan kedagingannya alias melakukan dosa dan dikuasai oleh dosa tersebut, ketimbang melakukan kehendak Tuhan. Seperti yang Rasul Paulus katakan: Satu sisi aku ingin berbuat baik tetapi cenderung yang jahat yang aku lakukan. Sehingga rasul Paulus menyadari akan hal ini, yang pada akhirnya ia mengatakan: “Hidupku bukanlah aku lagi tapi Yesus yang didalamku.”

Dalam kitab Yakobus juga dikatakan: Iman tanpa perbuatan hakekatnya adalah iman yang mati. Oleh karena itu kekuatan kita hanya untuk mengasihi Tuhan Yesus saja dan tidak boleh setengah- setengah, tetapi harus sepenuhnya. Agar kita tidak lagi memberikan kesempatan pada kekuatan yang kita punya tersebut untuk dipengaruhidan bergerak dalam berbuat dosa dan tidak bisa dipakai lagi selamanya oleh pengaruh kekuatan Setan.

Kelima: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimiu sendiri; Artinya: Sesungguhnya apa yang ada pada diri kita, itu juga ada pada diri manusia lainnya. Apabila kita punya perasaan rasa sakit, orang lain juga punya hal yang sama. Jadi apabila kita sedang menyakiti orang lain sebenarnya kita sedang menyakiti diri sendiri juga. Apabila kita mencintai hidup kita, kita juga harus mencintai hidup orang lain. Tidak boleh kita mengatakan hidup kita lebih penting dari kehidupan orang lain. Tidak boleh kita mengatakan kelompok saya lebih hebat dari kelompok orang lain, walaupun kelompok kita mayoritas. Ingat penghakiman itu haknya Tuhan. Tidak boleh kita menghakimi orang lain apapun alasannya, memang kita Tuhan. Sesungguhnya ada hukum tabur tuai, lho! Apa yang kau tabur itu, nanti yang akan engkau tuai (Gal 6: 8). Hati- hati, Yach!?


Alangkah indahnya nilai hidup ini kalau kita memakai nilai- nilai firman Tuhan itu, kita bisa berbagi satu dengan yang lainnya, tidak ada lagi yang egois dan tidak ada lagi yang saling menyakiti. Itulah arti mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri sendiri, tidak mungkin kita mengasihi sesama kita tanpa memperhatikan diri kita sendiri, demikian pula sebaliknya kita tidak bisa mengasihi diri sendiri saja dengan mengabaikan kehidupan orang lain disekeliling kita. Dunia akan damai, dech.





0 komentar:

Posting Komentar