-->

Profil Hamba Tuhan

Foto saya
Jakarta, Indonesia
Seorang Hamba Tuhan yang memiliki kerinduan untuk dapat memberkati banyak orang melalui Pastoral Konseling, dengan berbagai hal dan cara, salah satunya adalah melalui fasilitas dunia maya (Internet). Riwayat Pendidikan Teologi: - Sarjana Theology (S. Th) jurusan teologi, 1999. - Master of Art (M. A) jurusan Christian Ministry, 2002. - Master of theology (M. Th)Thn 2010. - Doctor of Ministry (D. Min)Thn 2009. God Bless You All.

Pendahuluan

Shallom, selamat datang di blog saya Pdt. Denny Harseno, M. A., D. Min. Saudara, saya senang sekali jika dapat memberkati saudara sekalian melalui setiap tulisan-tulisan dan artikel-artikel yang ada pada blog ini. Jika saudara ingin membaca setiap tulisan-tulisan dan artikel-artikel terdahulu yang ada pada blog ini, saudara cukup memilih label daftar isi blog atau dengan memilih pada arsip blog yang ada di samping kiri blog ini, dan silahkan mengisi buku tamu blog saya dibawahnya, agar saya dapat mengetahui siapa saja yang telah berkunjung diblog saya. Terima kasih atas perhatiannya, Tuhan Yesus Kristus memberkati.

06 Mei 2009

Penyebab Manusia Meragukan Tuhan


Nats: Kej 19: 22- 26 ; Mat 19: 16-26 ; Luk 7: 20 ; Kej 15: 5.

Pembahasan kita kali ini mencari penyebab manusia meragukan akan Tuhan, akan firman Tuhan, akan perintah Tuhan dan akan janji- janji Tuhan. Pada Alkitab banyak contoh- contoh kejadian yang menceritakan tentang manusia yang meragukan Tuhan dalam hal tersebut diatas. Untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu persatu persoalannya, semoga kita lebih dewasa lagi dalam kerohanian kita dan lebih setia lagi kepada Tuhan kita Yesus Kristus.

Pertama: Manusia dikuasai oleh latar belakangnya (Kej 19: 22-26). Perikop pada kitab Kejadian ini menceritakan, mengenai Lot dan keluarganya yang sedang lari untuk menyelamatkan diri mereka, agar secepatnya keluar dari kota Sodom dan Gomora atas perintah Tuhan. Sebab sebentar lagi kota Sodom dan Gomora itu akan dihancurkan oleh Allah dengan hujan belerang dan api dari langit. Akan tetapi setelah mereka hampir sampai ketempat yang mereka tuju, ternyata istri Lot tiba- tiba menengok kebelakang dan akhirnya istri Lot tersebut dengan seketika itu juga menjadi tiang garam. Yach! Tiang garam tak berguna alias gagal mencapai finish.

Terbukti latar belakang atau masa lalu yang dipunyai seseorang sangat kuat pengaruhnya terhadap kemajuan dan keberhasilan orang- orang tersebut untuk sungguh- sungguh menjadi setia atau tidak terhadap titah Tuhan. Apalagi kalau latar belakangnya penuh dengan kekecewaan, dendam dan mempunyai akar pahit. Kalau hal tersebut tidak dibereskan dan diselesaikan dengan segera dihadapan Tuhan dengan penuh kerendahan hati dan pertobatan, niscaya kejadian seperti istri Lot itu akan terulang lagi pada orang - orang tersebut. Coba saja tolong di perhatikan disekitar kita, berapa banyak orang- orang Kristen yang tanpa mereka sadari sampai hari ini telah menjadi Kristen tiang garam? Artinya telah menjadi Kristen puluhan tahun akan tetapi belum berhasil juga mengalami kemajuan dalam iman dan kerohaninnya, masih ada saja yang sakit hati atas sesama manusia dan saudaranya yang tidak bisa saling mengampuni. Sampai kapankah hal ini akan berakhir? Ironi yach!?

Kedua: Manusia dikuasai oleh hartanya (Mat 19: 16- 26). Pada suatu hari waktu itu Yesus didatangi oleh seorang anak muda dengan berkata: ”Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus: ”Apakah sebabnya engkau bertanya kepada - Ku tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah. ” Kata orang itu kepada - Nya: ”Perintah yang mana?” Kata Yesus: ”Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata orang muda itu kepada- Nya:”Semuanya itu sudah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” Kata Yesus kepadanya: ”Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang - orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku.” Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. Yesus berkata kepada murid- murid- Nya:” Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga...”

Secara ke Agamaan orang muda yang kaya itu patut diacungkan jempol dalam menjalankan aturan- aturan isi Taurat, ia punya kebangaan untuk hal itu, sehingga ia dengan keberaniannya menantang Tuhan: “Kurang apalagi dari perbuatanku ini?!

Banyak diantara kita seperti anak muda ini, sepertinya kita sudah merasa menjadi orang yang hebat dan paling benar di Jagad Raya ini, sepertinya kita tidak ada lawan dalam melakukan perintah hal- hal agama yang lahiriah tersebut, sehingga mereka tidak merasa perlu ada pengkoreksian lagi atas perbuatannya tersebut, apakah sudah benar atau belum? Sepertinya yakin pasti masuk sorga, padahal hatinya di hartanya dan bukan dekat pada Tuhan.

Sesungguhnya patut kita ingat betul apabila kita dalam melakukan perintah Tuhan Yesus harus juga disertai hati kita, tidak hanya faktor luar saja yang bermain seperti kebanyakan agama lain yang ada. Karena dimana hartamu berada disitu hatimu akan berada juga.

Alhasil pemuda ini gagal untuk menjadi hidup yang sempurna karena hartanya telah menguasai hatinya sedemikian rupa, ketimbang ia menjual hartanya dan menjadi pengikut Yesus yang adalah Tuhan yang sempurna ternyata ia pergi meninggalkan kebenaran itu. Ironi, yach?

Ketiga: Manusia dikuasai oleh masalah (Luk 7: 20).Pada suatu kali Yohanes Pembaptis menyuruh dua orang muridnya untuk datang kepada Yesus dengan berkata: “Yohanes Pembaptis menyuruh kami bertanya kepada- Mu: Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang yang lain?”
Perbuatan Yohanes Pembaptis yang mengutus dua orang muridnya itu untuk menanyakan kepada Yesus, apakah betul bahwa Ia Mesias? atau ada yang lain dikemudian hari? Adalah hal yang sangat mengherankan bagi umat Kristen, bukan? Ada apa ini? Bukankah Yohanes Pembaptis yang menyerukan manusia untuk bertobat, dia juga menyerukan Kerajaan Sorga sudah dekat dan juga mengatakan tentang Yesus:” Membuka tali kasut- Nya aku tidak layak.” Dan masih banyak lagi cerita Alkitab yang menggambarkan bahwa Yohanes Pembaptis itu yakin betul bahwa Yesus itu adalah Mesias. Tetapi kenapa tiba- tiba ia sempat meragukan- Nya?

Seperti kita ketahui pada waktu Yohanes Pebaptis mengutus dua orang muridnya, ia dalam posisi di dalam penjara (Luk 3: 20). Yohanes Pembaptis ada masalah, yach! Masalahnya ia dipenjara dan dalam suasana yang tidak nyaman.

Masalah yang kita sedang hadapi sering kali juga membuat kita mundur dari Tuhan, apakah itu masalah keuangan, masalah kesehatan, masalah rumah tangga, masalah sakit penyakit dan masih ada setumpuk lagi masalah yang terjadi yang tidak kunjung selesai. Bahkan didalam masalah itu kita sering bertanya, apakah Yesus itu Tuhan? Koq tidak kunjung datang pertolongan- Nya?! Sehingga menyangsikan ke Tuhanan Yesus dan juga ke Mesiasan- Nya, hal itu banyak terjadi sampai hari ini ditengah- tengah umat Tuhan.

Saudaraku, yang namanya masalah selagi kita masih hidup didunia ini, tidak pernah akan hilang dari kehidupan kita akan selalu ada, ini realitas, terkecuali kita kelak sudah ada di Sorga yang kita nantikan itu, masalah itu pasti sudah tidak ada lagi. Untuk itu jangan mau kita dikuasai oleh masalah, tetapi justru sebaliknya kuasailah masalah itu beserta dengan Tuhan, pasti kita akan keluar menjadi pemenangnya. Alleluya amien.

Keempat : Manusia dikuasai oleh keterbatasannya (Kej 15: 5). Ayat ini bunyinya demikian: Lalu Tuhan membawa Abram keluar serta berfirman: ” Coba lihat ke langit, hitunglah bintang- bintang, jika engkau dapat menghitungnya. ” Maka firman- Nya kepadanya: ” Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Secara iman Abram tidak menolak perkataan TUHAN tersebut, akan tetapi pada saat dia melihat keterbatasannya sebagai manusia yang sudah tua renta dan kondisi istrinya yang sudah mati haid, apakah hal itu mungkin terjadi? Lain kalau waktu TUHAN berfirman, Abram masih berumur tujuh belas tahun, hal itu sangat mungkin.
Lalu Abram berunding dengan istrinya mengenai akan janji TUHAN tersebut, bahkan Alkitab menceritakan pada pertemuan selanjutnya Abram dengan TUHAN, kembali TUHAN mempertegas janji- Nya tersebut. Kali ini istrinya mendengar janji itu dan Sara tertawa, menganggap perkataan TUHAN itu main- main. Sehingga TUHAN mengganti namanya menjadi Sarai (karena ia tertawa).
Pada saat mereka mendapatkan janji TUHAN itu, sebagai manusia yang terbatas, seharusnya mereka tetap mempercayai pada firman TUHAN itu. Akan tetapi malahan mereka mengadakan suatu tindakan yang sembrono, yaitu mereka dengan kepintarannya, kekuatannya dan kebisaannya mengambil tindakan sendiri. Terutama Sarai yang menganjurkan Abram untuk menghampiri Hagar bujangnya itu, sehingga lahirlah Ismail. Karena Sarai tidak percaya dengan firman TUHAN tersebut, dianggapnya TUHAN itu sedang bercanda mempermainkan mereka, ternyata mereka salah duga. Disini Sarai akhirnya sempat stres dengan kehadiran Ismail ditengah- tengah mereka, bahkan sampai sekarangpun masih terasa perseteruan dua keturunan tersebut.
Sesungguhnya kalau manusia menyadari keterbatasannya janganlah mengambil suatu tindakan sendiri, kalau mau berhasil justru kita harus tetap mengandalkan firman Tuhan yang tidak terbatas kemampuan- Nya itu. Sebab setiap janji- janji Tuhan itu bukan untuk main- main. Berseralah kepada Tuhan! Amien.

0 komentar:

Posting Komentar