-->

Profil Hamba Tuhan

Foto saya
Jakarta, Indonesia
Seorang Hamba Tuhan yang memiliki kerinduan untuk dapat memberkati banyak orang melalui Pastoral Konseling, dengan berbagai hal dan cara, salah satunya adalah melalui fasilitas dunia maya (Internet). Riwayat Pendidikan Teologi: - Sarjana Theology (S. Th) jurusan teologi, 1999. - Master of Art (M. A) jurusan Christian Ministry, 2002. - Master of theology (M. Th)Thn 2010. - Doctor of Ministry (D. Min)Thn 2009. God Bless You All.

Pendahuluan

Shallom, selamat datang di blog saya Pdt. Denny Harseno, M. A., D. Min. Saudara, saya senang sekali jika dapat memberkati saudara sekalian melalui setiap tulisan-tulisan dan artikel-artikel yang ada pada blog ini. Jika saudara ingin membaca setiap tulisan-tulisan dan artikel-artikel terdahulu yang ada pada blog ini, saudara cukup memilih label daftar isi blog atau dengan memilih pada arsip blog yang ada di samping kiri blog ini, dan silahkan mengisi buku tamu blog saya dibawahnya, agar saya dapat mengetahui siapa saja yang telah berkunjung diblog saya. Terima kasih atas perhatiannya, Tuhan Yesus Kristus memberkati.

30 Maret 2009

Iman yang sejati bagian 1

Nats : Yoh 8:30-59
Suatu kali seorang hamba Tuhan yang telah melayani di satu gereja mampu mengembangkan jemaatnya dari 187 hingga mencapai 800 dan akhirnya ia diundang di banyak tempat untuk membawakan satu tema mengenai pertumbuhan gereja. Tetapi di dalam pergumulannya dengan Tuhan, ia merasakan masih terdapat satu hal yang kurang dalam pelayanannya.

Saat ini kita akan membahas satu bagian yang sangat kritis dari pergumulan iman yang menjadi masalah di akhir abad 20 ini. Pada suatu hari, dalam kebaktian di sebuah gereja di Amerika, ada dua orang bersenjata laras panjang masuk dan mengajukan satu pertanyaan dimana bagi mereka yang tetap tinggal ditempat berarti mau mati buat Tuhan dan akan mereka tembak, sedang yang lain boleh keluar. Akhirnya hingga peringatan terakhir diberikan, ada 20 orang lebih yang masih tinggal dengan ketakutan namun tidak beranjak. Selanjutnya, salah seorang dari orang yang bersenjata itu berkata kepada pendeta disitu untuk melanjutkan kebaktian tersebut karena semua orang munafik sudah keluar dari ruangan itu. Kadangkala saya bertanya dalam hati, orang yang bagaimanakah yang disebut sebagai orang Kristen itu? Apakah yang mengatakan, “Orang Kristen, yang penting percaya Yesus pasti selamat dan masuk surga, selesai.” Terkadang kita terlalu sederhana memandang hal itu.

Saya harap hari ini kita dapat mempelajari secara serius siapa sebenarnya orang Kristen itu. Ditengah-tengah pergumulan situasi yang semakin hari semakin memanas di Indonesia, saya rasa ayat ini seharusnya menjadi ayat yang sangat serius bagi kita. Siapa diantara saudara yang ketika membaca dialog dalam Yohanes 8, hati saudara bergetar dan luar biasa terkejut? Ketika membaca ayat-ayat itu, hati saya gentar dan terkejut luar biasa. Ayat tersebut dimulai dari Yoh 8:30 dimana terdapat satu dialog antara Tuhan Yesus dengan orang-orang Yahudi. Mereka adalah orang-orang yang melihat apa yang telah Yesus lakukan dan kemudian takjub sekali, lalu mulai timbul satu dialog hingga berakhir pada keputusan percaya kepadaNya. Disitu dikatakan, “Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, (bandingkan dengan Yoh 8:1-29) banyak orang (Yahudi) percaya kepadaNya. Maka Yesus selanjutnya berkata kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: “Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu.” Disitu terjadi dialog yang dimulai dari kalimat biasa yang tambah lama bertambah panas, keras dan kalimatnya tajam yang akhirnya, mereka yang percaya kepadaNya mengambil batu untuk membunuh Yesus. Mengapa dapat terjadi perubahan seperti itu? Masalah apa yang membuat hal ini tercetus? Kalau hal ini pernah terjadi di dalam Yoh 8 maka bukankah ini rentan terjadi diantara kita hari ini? Mungkin kita tidak mengambil batu dan melempari Yesus tetapi secara esensial kita dapat bertindak membunuh Yesus atau iman Kristen melalui tindakan kita. Kalau demikian, apa sebenarnya pengertian percaya yang dikatakan sebelumnya? Inilah pergumulan Kristen yang hari ini terlalu banyak diabaikan oleh manusia! Hari ini kita tidak terlalu banyak menggumulkan karena sudah diterpa dengan pengertian filsafat yang mulai masuk tahun 40-an yaitu semangat relativisme, sehingga kita menjadi orang-orang yang pragmatis sekali.

Disini saya melihat ada 4 problem yang sangat serius dimana perkataan, “Saya percaya Yesus,” dapat mengakibatkan orang mengambil tindakan mau membunuh Tuhan Yesus. Masalah tersebut mulai muncul ketika ada satu dialog diantara mereka. Disepanjang 4 kitab Injil, Alkitab mencatat dimana Yesus secara eksplisit mengungkapkan kepada orang yang mau mengikut Dia bahwa “Burung punya sarang, serigala punya liang tetapi Anak manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya; barangsiapa mau mengikut Aku dan menengok kebelakang maka ia tidak layak untuk kerajaan surga.” Dan di dalam bagian ini kita kembali menemukan orang-orang demikian. Yesus berkata,“Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." Kalimat pendek inilah yang menjadi perdebatan rumit dan akhirnya menjadi keseriusan mereka untuk membunuh Yesus. Disini kita tahu bahwa percaya kepada Yesus menimbulkan masalah yang sangat berat sebagai eksesnya dan kalau kita tidak mengerti, terkadang kita dengan mudah menerima orang lain atau bahkan diri kita sendiri yang menganggap telah percaya kepada¬Nya. Adapun 4 problem diatas adalah: 1). Problema Iman/ Kepercayaan (Problem of Faith); 2). Problema Kebenaran (Problem of Epistemology); 3). Problema Kemerdekaan/ kebebasan (Problem of Fredom); dan 4). Problema Ketaatan/ perhambaan (Problem of Obedience). Kalau kita tidak mampu menyelesaikan 4 masalah ini, berarti kitapun sangat rawan untuk dapat jatuh dalam konsep yang kita gumulkan dalam iman kita saat ini. Dalam bagian pertama yaitu Problema Iman, dikatakan bahwa problem tersebut muncul karena mereka mengatakan percaya kepadaNya. Berarti disini, istilah percaya tidak dapat sesederhana dimengerti tanpa kita menelusur kedalaman kepercayaan itu sendiri. Cornelius Vantil mengatakan bahwa kita seringkali terjebak dalam konsep prereligiusitas padahal itu berbeda sekali dengan konsep daripada iman. Konsep keagamawian itu berbeda dari konsep kepercayaan. Kita seringkali mengidentikkan bahwa kita orang Kristen karena agama kita Kristen tetapi waktu saya beragama Kristen, itu sebenarnya belum tentu identik dengan iman saya adalah iman Kristen. Karena waktu saya beragama Kristen, disini masalahnya adalah iman Kristen tersebut sejati atau palsu? Vantil mengatakan bahwa kalau kita sudah masuk kedalam sub struktur daripada pemikiran seseorang, yang bukan sekedar apa yang dikemukakan di depan maka kita akan mengerti iman sesungguhnya orang tersebut. Disitu ia membagi menjadi 2 kategori: Pertama, Orang yang berpijak pada kedaulatan Allah sebagai basis imannya. Orang tersebut percaya mutlak Tuhan berdaulat mengatur, memiliki dan menjalankan hidupnya dan ia sebagai alat Tuhan dalam seluruh perjalanan hidupnya. Kedua, Orang yang bertindak di dalam otonomi manusia sebagai basis pijakannya. Manusia yang berhak memutuskan, yang mengambil kepercayaan, mengambil segala pertimbangan dan akhirnya kembali untuk kepentingan manusia itu sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar